Internasional

Jreeng.. AS Luncurkan Sanksi Baru untuk Rusia, Ini Targetnya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 March 2022 07:35
FILE - Flags of NATO member countries flap in the wind outside NATO headquarters in Brussels, Feb. 22, 2022. As Western leaders congratulate themselves for their speedy and severe responses to Russia’s invasion of Ukraine, they’re also scratching their heads with uncertainty about what their actions will accomplish.  (AP Photo/Olivier Matthys, File)
Foto: AP/Olivier Matthys

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan sekutunya kembali meningkatkan tekanan pada Rusia atas serangannya ke Ukraina pada Kamis (24/3/2022).

Melansir Reuters, Negeri Paman Sam itu telah memberlakukan sanksi baru terhadap puluhan perusahaan pertahanan, ratusan anggota parlemen serta kepala eksekutif bank terbesar Rusia.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS mengatakan di antara target sanksi baru adalah lebih dari 40 perusahaan pertahanan, termasuk Tactical Missiles Corp milik negara dan 28 perusahaan yang terkait, serta direktur umumnya.

"Tujuan kami di sini adalah untuk secara metodis menghilangkan manfaat dan hak istimewa yang pernah dinikmati Rusia sebagai peserta dalam tatanan ekonomi internasional," kata seorang pejabat senior pemerintah AS.

Kemenkeu AS juga mengatakan tindakan Washington selaras dengan tindakan serupa yang diambil oleh Uni Eropa (UE), Inggris, dan Kanada.

Kemenkeu AS mengatakan konglomerat di Rusia, yang telah dijatuhkan sanksi oleh Inggris, memproduksi sistem angkatan laut dan senjata yang digunakan Rusia untuk melawan Ukraina, termasuk Kh-31, sebuah peluru kendali udara berkecepatan tinggi yang telah digunakan secara luas dalam serangan Moskow.

Perusahaan lain dalam daftar baru termasuk produsen amunisi untuk militer Rusia, helikopter sipil dan militer, dan pesawat tak berawak, yang menurut Kemenkeu AS awalnya dirancang untuk pengawasan tetapi telah "digunakan kembali" dan digunakan untuk menyerang pasukan Ukraina.

Selain itu, Kemenkeu AS juga menjatuhkan sanksi pada 328 anggota Duma, parlemen Rusia, dan Herman Gref, kepala pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank, yang merupakan rekan dekat Putin.

Sanksi AS juga menargetkan 17 anggota dewan Sovcombank, yang juga berada di bawah sanksi AS, dan Gennady Timchenko, sekutu lama Putin, perusahaan dan anggota keluarganya.

Tidak hanya itu, Kemenkeu AS juga mengeluarkan panduan di situs webnya yang memperingatkan bahwa transaksi terkait emas yang melibatkan Rusia dapat dikenai sanksi oleh otoritas AS. Langkah ini bertujuan untuk menghentikan Rusia menghindari sanksi yang ada.

Pejabat itu juga mengatakan AS telah memperingatkan Putin bahwa mereka akan menghadapi konsekuensi cepat dan berat jika tetap menyerang Ukraina. Pejabat itu mencatat bahwa negara itu menghadapi inflasi yang menghukum dan penderitaan ekonomi yang akan mendorongnya keluar dari 20 ekonomi teratas dunia.

"Rusia akan segera menghadapi kekurangan ide, bakat, dan teknologi yang akut untuk bersaing di abad ke-21, dan Putin akan mengalami kegagalan strategis yang dibuatnya sendiri," kata pejabat itu.

AS dan sekutunya telah memberlakukan beberapa putaran sanksi, termasuk menargetkan pemberi pinjaman terbesar di negara itu dan Presiden Vladimir Putin. Sanksi muncul sejak pasukan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari.

Moskow menyebut serangan itu sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata dan "denazifikasi" tetangganya.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Mau Gagalkan Serangan Rusia Ke Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular