
Ukraina Ajak Eropa Abaikan "Senjata" Baru Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Ukraina mendesak Eropa untuk mengabaikan permintaan Rusia soal pembayaran pengiriman gas yang perlu dilakukan dalam mata uang rubel.
Permintaan dari Moskow dipandang sebagai upaya untuk membuat negara-negara Eropa menopang mata uang Rusia, yang nilainya telah turun secara signifikan sejak dimulainya perang.
Ini juga merupakan pengingat akan pentingnya pasokan energi Rusia sebagai alat tawar-menawar dalam hubungan antara Kremlin dan Barat.
"Jika ada negara Uni Eropa yang tunduk pada tuntutan memalukan Putin untuk membayar minyak dan gas dalam rubel, itu sama halnya dengan membantu Ukraina dengan satu tangan dan membantu Rusia membunuh Ukraina dengan tangan lainnya," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam cuitannya, dikutip CNN Internasional, Kamis (24/3/2022).
"Saya mendesak negara-negara terkait untuk membuat pilihan yang bijaksana dan bertanggung jawab." tegasnya.
Barat diketahui telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina sebulan lalu.
Namun, di sisi lain Eropa sangat bergantung pada gas Rusia untuk pemanas dan pembangkit listrik.
Putin dengan mengatakan bahwa jika Eropa butuh gas yang mereka miliki, maka mereka harus membeli dengan rubel. Tapi, masih belum jelas apakah Rusia memiliki kekuatan untuk secara sepihak mengubah kontrak yang sudah ada yang disepakati dalam Euro.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat