Sanksi Gak Mempan, Daftar Perusahaan Masih Beli Minyak Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan ke Ukraina berbuntut sanksi bagi Rusia. Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan larangan langsung atas pembelian minyak.
Namun, Uni Eropa (UE) yang kabarnya juga akan 'mengharamkan' minyak dari Rusia, terbelah. Para menteri luar negeri UE gagal menyepakati sanksi impor gas dan minyak Rusia.
Ini bukan tanpa alasan. Masing-masing menyumbang 41% dan 27% dari total impor komoditas energi di UE.
Asal tahu saja, pada 2019 tingkat ketergantungan UE terhadap impor energi sebesar 61%. Ketergantungan paling besar UE soal energi adalah ke Rusia untuk impor minyak mentah, gas alam dan bahan bakar padat.
Jerman dan Belanda, pengguna utama minyak mentah Rusia, berpendapat bahwa UE tidak dapat mengurangi ketergantungannya pada pasokan Rusia dalam semalam. Hungaria menentang larangan impor energi Rusia.
Beberapa kilang yang berada di Eropa Timur dan Jerman hampir sepenuhnya bergantung pada pasokan minyak mentah Rusia. Rata-rata disalurkan melalui jaringan pipa.
Sementara Bulgaria mengatakan akan mencari pengecualian jika larangan tersebut disetujui. Hal sama juga dilakukan anggota lain yang menghindari minyak mentah Rusia secara sukarela untuk "menjaga" reputasi atau kabur dari kesulitan hukum, meski peringatan potensi kekurangan pasokan ada.
Kepala eksekutif dari tiga pedagang energi terbesar, Vitol, Gunvor dan Trafigura, mengatakan perusahaan mereka telah menghentikan pembelian spot minyak Rusia. Tetapi tetap menjalankan kontrak jangka panjang yang sudah ada.
Trafigura memperkirakan akan kehilangan minyak mentah dan produk Rusia sebesar 2 juta hingga 2,5 juta barel per hari (bph). Sedangkan Vitol dan Gunvor mengatakan penurunan itu sulit untuk dihitung, tetapi mereka memperkirakan kekurangannya tidak akan melebihi 3 juta bph.
"Pekan lalu data awal menunjukkan bahwa impor minyak mentah Rusia turun sekitar 0,5 juta barel per hari. Jumlah tersebut dapat melebar menjadi 1,5 juta hingga 2 juta barel per hari ini dan minggu depan," ujar konsultan FGE.
Rystad Energy mengatakan pada hari Senin bahwa keberangkatan kargo minyak mentah dari pelabuhan barat utama Rusia turun 1,5 juta barel per hari sejak serangan yang dilakukan ke Ukraina. Kemudian sejak 12 Maret tidak ada laporan keberangkatan.
Di luar Uni Eropa sebenarnya pembelian masih dilakukan sejumlah negara. China dan India, yang telah menolak untuk mengkritik serangan Rusia ke Ukraina, terus membeli minyak negara beruang merah tersebut.
Halaman 2>>
(ras/ras)