BRI Ambil Strategi Komunikasi Kreatif & Berempati

Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
Rabu, 23/03/2022 19:55 WIB
Foto: Dok: BRI

Jakarta, CNBC Indonesia - Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, peran BUMN dalam menghasilkan economic value dan social value harus selalu disampaikan melalui komunikasi yang efektif kepada seluruh pemangku kepentingan. 

Di BRI sendiri, pihaknya gencar melakukan kampanye untuk menyampaikan visi dan misi perseroan secara efektif. Kampanye 'Memberi Makna Indonesia', misalnya, dilakukan secara soft sebagai employee proposition. Ada pula yang berbentuk hard campaign seperti ajakan 'Ayo kita pakai BRImo'.

Menurutnya, yang terpenting dari kampanye tersebut harus selalu mengacu pada core business perseroan agar proses penyampaian nilai bisa terserap dengan baik. Persepsi masyarakat akan BUMN pun menjadi terarah karena berdasarkan fakta dan data dari pencapaian kinerja maupun yang sedang diproyeksikan.


"Jadi, itu yang kami lakukan di BUMN sekarang, baik korporat komunikasi maupun marketing komunikasi. Kami harus terus membuat sesuatu yang kreatif, dengan rasa empati sehingga tetap on the track dan tepat tujuan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).

Dia menambahkan, program dari tim komunikasi juga harus dapat selaras dengan tren yang sedang up-to-date demi mengikuti alur yang ada dalam masyarakat atau media sosial. Selain itu, corporate communications dikatakannya juga harus mampu menangani setiap permasalahan di berbagai kanal komunikasi, seperti media sosial.

"Tindakan yang tepat dan terukur harus dilakukan dengan cepat. Kemudian eksekusinya juga harus mengikuti perkembangan teknologi dan tren yang ada," tambahnya.

Meski begitu, Aestika tidak menampik bahwa dalam proses penyampaian informasi kepada masyarakat masih terdapat kabar bohong atau hoax menjadi yang tak terhindarkan.

Dalam hal ini, corporate communications dikatakannya harus bisa mengatasi tantangan itu, bukan menghindari. Tim komunikasi perusahaan pun harus terus siaga untuk menyiapkan tindakan preventif, proaktif dan responsive sehingga dapat menentukan langkah prioritas ke depan dalam menangani krisis.

"Kalau tidak benar, kita tunjukkan bahwa itu tidak benar. Intinya kita harus menjawab apa yang ada di hoax. Jawabannya harus benar dan fokus dalam menjelaskan apa yang terjadi," tutup Aestika.


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Danantara Mau Pangkas 888 Induk-Cucu BUMN Jadi 200 Perusahaan