
Rusia: Lab Biologis AS di Ukraina Buat Senjata dari Burung

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia membeberkan jika Amerika Serikat (AS) mendukung dan mendanai jaringan 30 laboratorium biologi di Ukraina. Sejak 2014, laboratorium tersebut dilaporkan melakukan penelitian mengenai berbagai penyakit mematikan serta patogen dan virus berbahaya.
Dari pernyataan Kedutaan Besar (Kedubes) Rusia di Indonesia yang diterima, Rabu (23/3/2022), penelitian tersebut dipesan oleh Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan (Defense Threat Reduction Agency). Ini berada di bawah Kementerian Pertahanan AS.
"Sesuai pernyataan Pentagon, mereka melakukan pemeriksaan kondisi biologis di wilayah yang digunakan untuk penempatan pasukan negara-negara NATO," tulis pernyataan Kedubes Rusia.
"Secara reguler, mereka mengumpulkan dan membawa jenis-jenis mikroorganisme berbahaya ke AS. Mereka juga melaksanakan penelitian agen-agen senjata biologis dengan penyakit, yang bersifat khusus untuk wilayah tersebut, memiliki wabah-wabah alam dan dapat menginfeksi manusia."
Hal ini diketahui pihak Rusia pasca serangan di Ukraina. Dikatakan sejak 24 Februari 2022, Kementerian Kesehatan Ukraina telah memberikan arahan agar semua agen biologi yang ada di laboratorium dihilangkan.
"Keadaan ini menegaskan bahwa Washington dan Kyiv sangat takut para pakar Rusia akhirnya mendapat bukti tak terbantahkan berupa dokumen-dokumen tentang upaya meningkatkan sifat patogen mikroorganisme dengan penggunaan metode biologi sintetis," tulis pernyataan Kedubes Rusia.
"Kegiatan biologi militer AS di Ukraina melanggar Konvensi tentang Pelarangan Pengembangan, Produksi dan Penimbunan Senjata Bakteriologi (Biologi) dan Racun dan tentang Pemusnahannya, dan merupakan ancaman nyata terhadap keamanan biologi, tidak hanya untuk Rusia, tetapi juga untuk negara Eropa Timur dan Tengah."
Kedubes Rusia juga membeberkan mengenai proyek "UP-4" yang bertujuan untuk menentukan penyakit burung yang paling berbahaya. Ini berpotensi mendestabilisasi suasana epidemiologi di wilayah tertentu, selama jangka waktu yang pendek.
Dikatakan salah satu tujuannya adalah meneliti jalur-jalur migrasi burung yang melewati wilayah Rusia. Tapi, tidak memengaruhi negara-negara Eropa.
"Ini dibuktikan oleh fakta adanya penangkapan burung di wilayah Rusia kemudian diangkut ke Ukraina serta memonitor rute perjalanan pulang mereka. Selama penelitian, para ahli menentukan tempat-tempat kumpul burung yang dapat ditulari patogen paling berbahaya," papar pernyataan Kedubes Rusia.
Menurut Kedubes Rusia, para ahli biologi militer AS dan Ukraina hendak memakai burung sebagai senjata penularan massal. "Pendekatan tersebut adalah nekat, tidak berperikemanusiaan, dan menjadi cara perang yang sangat tidak bertanggung jawab," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menyarankan Ukraina untuk menghancurkan patogen atau mikroorganisme parasit ancaman tinggi yang berada di laboratorium kesehatan masyarakat negara itu. Langkah ini dilakukan untuk mencegah potensi penyebaran penyakit di antara penduduk saat serangan Rusia dilakukan.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hubungan Rusia-Ukraina Memanas, Putin Diawasi Ketat