Gawat Nih! Sri Mulyani Ungkap Ada 'Badai Besar' Hantam RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
23 March 2022 09:54
Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara CNBC Indonesia Economic Outlook, Selasa (22/3). (CNBC Indonesia/Tri Susilo))
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di acara CNBC Indonesia Economic Outlook, Selasa (22/3). (CNBC Indonesia/Tri Susilo))

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia saat ini dinilai tengah menghadapi badai besar. Dalam sekali waktu, tensi geopolitik, isu ketahanan, dan naiknya harga komoditas terjadi bersamaan. Padahal, ekonomi global belum selesai bernapas dari dampak pandemi Covid-19.

Hal tersebut di atas dijelaskan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3/2022).

"Ini perfect storm, semua ketemu. Geopolitik, security, komoditas. Memang ini fenomena luar biasa karena dipicu mulainya pemulihan ekonomi, ditambah perang di Ukraina. Sementara, ekonomi masih tertatih-tatih mau pulih. Di saat situasi fiscal space banyak negara mentok," ujarnya.

Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan tengah menyiapkan strategi untuk mengatasi badai besar tersebut. Karena kalau tidak diatasi secara terukur, akan mengorbankan masyarakat.

Salah satu strategi yang akan ditempuh, salah satunya adalah mempercepat pencairan bantuan sosial (Bansos), yang penyalurannya langsung dari APBN.

Bansos, kata Sri Mulyani menjadi bantalan sosial untuk masyarakat dalam mengatasi tekanan daya beli masyarakat. Dengan begitu, pemulihan ekonomi yang masih tertatih-tatih bisa dipacu.

Dalam mengatasi efek domino yang memicu syok di pasar, adalah dengan menahan kenaikan administered price atau harga yang diatur pemerintah, seperti BBM dan listrik. Karena itu, ujar dia, pemerintah pun belum menaikkan tarif listrik.

"Karena kalau kenaikan komoditas ini langsung di passover ke masyarakat, konsumsi akan langsung jeblok," jelasnya.

Di sisi lain, lanjut dia, subsidi untuk konsumsi juga tidak bisa serta merta ditempuh karena menyangkut banyaknya rantai produsen dan distribusi. Yang terpencar di 30 ribuan pasar.

"Pendekatannya adalah menaikkan bantalan sosial ke kelompok penerima. Karena saat pandemi itu syoknya adalah kehilangan pekerjaan, sekarang syoknya data beli tertekan. Untuk itu, akan ada tambahan bansos. Kami baru rapat, akan dipercepat," ungkap Sri Mulyani.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Terbaru AS, Rusia, China Sampai India, Sri Mulyani Was-was!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular