
Putin Kena Ghosting Bestie, Diam-diam China Ikut Hajar Rusia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan China dan Rusia nampaknya tak lagi harmonis. Khususnya setelah Rusia melakukan serangan pada Ukraina.
CNN Internasional mengungkapkan kedua negara itu menyatakan persahabatan yang tidak ada batasnya. Namun itu sebelum Rusia menyerang Ukraina bulan lalu.
Tak seperti negara lain, China memilih diam-diam untuk menjatuhkan mantan sahabatnya itu. Berikut beberapa langkah yang dilakukan China, dirangkum dari berbagai sumber.
Membiarkan Rubel Jatuh?
China dilaporkan membiarkan mata uang Rusia, Rubel jatuh. Yuan tidak diperdagangkan dengan bebas, malah bergerak dalam batas yang ditetapkan pejabat dalam bank sentral PBOC.
Sejak perang dengan Ukraina, Rubel kehilangan lebih dari 20% nilainya dari dolar dan euro. Dengan fakta baru ini, diartikan jadi cara Beijing enggan membantu Moskow.
Cadangan Yuan Rusia
Kepala Ekonom Asia Pasifik Natixis, Alicia Garcia-Herrero mengatakan hal paling signifikan yang dapat ditawarkan China ke Rusia adalah cadangan US$90 miliar yang dimiliki Moskow dalam Tuan. Apalagi sanksi yang dijatuhkan telah membekukan sekitar US$315 miliar cadangan devisa Rusia.
Keinginan untuk menggunakan cadangan Yuan juga diungkap oleh Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov setelah diblokir aksesnya untuk dolar AS dan euro. Namun PBOC belum buka suara mengenai posisinya dalam masalah ini.
Menolak Mengirim Suku Cadang Pesawat
China juga menolak memasok suku cadang pesawat ke maskapai Rusia. Negara itu akhirnya akan mencari peluang mencarinya dari negara lain, ungkap pejabat di otoritas penerbangan Rusia Rosaviatsia, Valery Kudinov.
"Termasuk Turki dan India setelah upaya gagal untuk mendapatkannya dari China," ujarnya yang bertanggung jawab untuk menjaga kelaikan udara pesawat, dikutip Reuters dari Interfax.
Bekukan Investasi Infrastruktur
Bukan hanya Barat, pembekuan program investasi Rusia juga dilakukan oleh China. Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) berbasis di Beijing melakukan hal yang sama.
AIIB menyebutkan menangguhkan seluruh kegiatannya yang terkait Rusia. Bukan hanya itu, hal sama berlaku untuk sekutunya Belarusia selama perang di Ukraina berlangsung. "Langkah itu demi kepentingan terbaik bank," tulis AAIB kala itu.
(RCI)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan Tahun Baru Dari Putin, Beri Sinyal Masa Depan Perang