
Gak Ngadi-Ngadi, Harta Karun RI Ini Bisa Cukup buat 267 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tercatat sebagai pemilik cadangan emas terbesar kelima di dunia dengan jumlah sebesar 2.600 ton Au (emas) atau 5% dari total cadangan emas dunia yang mencapai 50.300 ton Au.
Hal tersebut berdasarkan data Booklet Emas yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, mengolah data USGS dan Metals Focus 2020.
Adapun pemilik cadangan emas terbesar di dunia yaitu Australia. Negeri Kanguru ini tercatat memiliki cadangan emas sebesar 10.000 ton Au atau 20% dari total cadangan emas dunia.
Menyusul Australia, ada Rusia (11%), Afrika Selatan (6%), Amerika Serikat (6%), dan Indonesia (5%).
"Indonesia memiliki cadangan emas 5 besar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku emas dunia," tulis Booklet Emas, berdasarkan data USGS 2020, dikutip CNBC Indonesia, Jumat (18/03/2022).
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2019, dari sisi sumber daya bijih emas, Indonesia bahkan tercatat memiliki 14,96 miliar ton, sumber daya logam 0,01 juta ton. Sementara dari sisi cadangan bijih emas, Indonesia tercatat memiliki cadangan bijih emas mencapai 3,6 miliar ton dan cadangan logam emas 0,005 juta ton.
Dengan jumlah cadangan bijih emas mencapai 3,6 miliar ton dan asumsi produksi bijih sebesar 13,16 juta ton per tahun, maka umur cadangan emas RI diperkirakan bisa bertahan selama 269 tahun terhitung sejak 2020 atau 267 tahun sejak 2022 atau setidaknya hingga tahun 2289.
"Umur cadangan bijih emas RI bisa mencapai 269 tahun. Itu dengan asumsi cadangan tetap dan produksi bijih dari tahun 2024 tetap," tulis Booklet Emas yang dirilis pada 2020 tersebut.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi emas (logam) Indonesia pada 2022 ini ditargetkan naik 20% menjadi 94,9 ton dari 78,9 ton pada 2021 lalu.
Dari sisi harga emas, sejumlah analis memperkirakan harga emas akan terus menanjak, bahkan bisa menyentuh US$ 2.000 per troy ons.
Sentimen negatif dari kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) sedikitnya sudah mereda karena pasar sudah mengetahui arah kebijakan The Federal Reserve/The Fed ke depan.
"Permintaan emas masih banyak dan begitu banyak kekhawatiran yang membuat permintaannya naik. Bukan tidak mungkin emas akan menyentuh level US$ 2.000 lagi," tutur Miguel Perez-Santalla, Kepala Marketing dan Penjualan Trading di Heraeus Metal Management New York, seperti dikutip Reuters, Jumat (18/03/2022).
Sebelumnya, Wang Tao, Analis Pasar Reuters, menilai harga emas kemungkinan berbalik ke zona US$ 1.960-1.979 per troy ons dengan titik support kuatnya di US$ 1.890 per troy ons.
Pada Jumat (18/03/2022) pukul 06:15 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.941,71 per troy ons, melemah 0,05% dari hari sebelumnya.
Harga emas sempat naik 0,76% pada perdagangan kemarin ke US$ 1942,64 per troy ons. Hari sebelumnya, harga sang logam mulia menguat 0,52% ke US$ 1.927,93 per troy ons.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bunda... Harga Emas Terjun Nih, Mau Beli Murah Kah?