Presiden Ukraina Ancam Tentara Bayaran Rusia
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengancam tentara bayaran Rusia. Dalam sebuah pesan video, ia berujar itu akan menjadi keputusan terburuk dalam hidup mereka.
"Hidup panjang lebih baik daripada uang yang ditawarkan kepada Anda untuk waktu singkat," kata Zelensky dalam sebuah pesan di video, diunggah di Facebook, Kamis (17/3/2022) malam.
Ia mengatakan upaya Rusia merekrut tentara dari negara lain tidak akan membantu memenangkan perang. Pasukan Ukraina, kata dia, masih menguasai sejumlah wilayah.
Kabar soal tentara bayaran Rusia sebenarnya sudah terdengar sejak pekan lalu. Hal ini juga disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris.
Rusia memiliki perusahaan khusus yang memasok milisi dari Suriah, Libya dan Republik Afrika Tengah. Mereka bekerja atas nama Moskow.
Pemerintah Presiden Vladimir Putin hampir pasti mempertahankan hubungan luas dengan perusahaan Rusia yang menjual layanan pertempuran tentara bayaran, " kata Kemhan Inggris dalam pembaruan intelijen dikutip CNBC International.
Masuknya tentara bayaran Rusia ke Ukraina juga sempat dikatakan seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS). Menurutnya tentara bayaran ini akan ditempatkan untuk membantu melaksanakan perang di wilayah perkotaan, termasuk ibu kota Ukraina, Kyiv.
Langkah ini disebut-sebut juga dilakukan akibat kekalahan besar pasukan Rusia dalam serangan. Laporan NBC mengatakan militer Moskow terluka secara psikologis karena banyaknya jumlah pasukan yang tewas, hingga 11 ribu sebagaimana diklaim Ukraina.
Mengutip laporan Washington Examiner, media Suriah menyebutkan tentara bayaran itu akan digaji US$ 200 hingga US$ 300 (Rp 2,8 juta hingga Rp 4,3 juta) per enam bulan.
Sementara itu, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington, tentara bayaran asal Republik Afrika Tengah biasanya dibayar dengan mineral, hak mengekstraksi emas, uranium, dan berlian.
(sef/sef)