Motor BBM Diubah ke Listrik, Segini Hematnya Kantong Kamu!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 20:10 WIB
Foto: Kementerian ESDM konversi motor berbasis BBM jadi motor listrik. (Dok: Kementerian ESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menginginkan masyarakat untuk melakukan konversi sepeda motor dari yang memakai Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi motor listrik. Hal ini sebagai wujud dukungan menuju netral karbon atau net zero emission di tahun 2060.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pihaknya terus mendorong program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebagai bagian dari transisi energi untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih.

Arifin menjelaskan, jika masyarakat melakukan konversi sepeda motor penggerak BBM menjadi motor listrik, setidaknya bisa menghemat pengeluaran setiap hari. Pasalnya, tarif yang harus dikeluarkan dalam menggunakan motor listrik lebih hemat dibandingkan dengan sepeda motor penggerak BBM.


"Kalau katakanlah harga bensin yang dikeluarkan Rp 8.000 per hari, dikali 30 hari (Dalam sebulan), bisa menghemat hingga Rp 240.000. Sementara sepanjang tahun bisa menghemat Rp 3,6 juta. Dalam lima tahun paling tidak ada saving cost hingga Rp 18 juta," jelas Arifin dalam Seremoni Program Konversi Sepeda Motor Penggerak BBM menjadi Motor Listrik di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Selain itu, kata Arifin apabila target kendaraan listrik tersebut tercapai, menurut Arifin, akan memberikan potensi pengurangan konsumsi BBM sebesar 6 juta KL per tahun dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 7,23 juta ton CO2e.

Saat ini konversi motor listrik baru bisa dilakukan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, dan telah bersertifikat dari Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Darat.

Dengan biaya Rp 10 juta, maka satu motor penggerak BBM pun dapat dikonversi menjadi motor listrik. Saat ini, Ditjen EBTKE, kata Arifin juga telah melakukan kerjasama dengan 8 SMK di Bogor dan Tangerang Selatan, dan 3 bengkel UMKM untuk melakukan konversi motor listrik.

Arifin berharap biaya konversi motor listrik ini ke depan akan semakin terjangkau, dengan mendatangkan membuat komponen-komponen pendukung atau bahan bakunya di dalam negeri, tanpa perlu impor dari negara lain.

"Coba kita komunikasi dengan industri-industri kita, industri komponen-komponen kita. Bisa gak mereka bikin produksi baterai dan motor transmisinya sendiri. Berapa kapasitas yang dikembangkan, dan proses itu sedang berjalan," jelas Arifin.

Sebagai informasi, Kementerian ESDM sudah pernah meluncurkan pilot project program konversi 100 unit dengan 10 tipe (jenis sepeda motor) pada 17 Agustus 2021.

Proses konversi tersebut mengikuti Permen Perhubungan No 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai. Motor listrik tersebut telah lolos uji endurance 10.000 KM selama 48 hari dengan menempuh jalan menanjak, turunan, macet baik dalam kondisi hujan maupun panas.

Pelaksana jasa konversi atau modifikasi pelaksanaan program konversi ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi EBTKE atau P3TKEBTKE, yang telah memperoleh sertifikat Bengkel Resmi Pemasangan, Perawatan dan Pemeriksaan Peralatan Instalasi Sistem Penggerak Motor Listrik pada Kendaraan Bermotor dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan pada 30 Juni 2021.

Bengkel resmi tersebut berlokasi di Komplek Perkantoran P3TKEBTKE, Jalan Pendidikan Nomor 1 Pengasinan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Penjualan Motor Listrik 2025 Ambruk 80%, Bikin Prihatin