Yeay! Sebentar Lagi RI Bakal Punya Pabrik Baterai EV Pertama

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 17/03/2022 13:25 WIB
Foto: Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co

Jakarta, CNBC Indonesia - Cita-cita Indonesia untuk menjadi 'raja' baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) di dunia semakin dekat untuk terwujud. Pasalnya, pada tahun depan yakni akhir 2023 mendatang pabrik baterai EV pertama di Indonesia ditargetkan akan segera beroperasi.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam acara 'Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan' di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (17/03/2022).

"Pabrik baterai sel diperkirakan (beroperasi) di 2023 akhir," tutur Bahlil.


Bahlil menyebut, investor asal Korea Selatan, yakni LG, sudah memulai pembangunan pabrik sel baterai EV dengan nilai investasi sebesar Rp 142 triliun. Investasi ini dilakukan dengan bekerja sama dengan BUMN RI yang tergabung dalam konsorsium Indonesia Battery Corporation (IBC), Holding BUMN Baterai.

"Hari ini LG sudah memulai pembangunannya sebesar Rp 142 triliun, bekerja sama dengan IBC, BUMN Indonesia yang memulai dari hulu, tambang, smelter, precursor cathode, battery cell dan mobil (listrik)," tuturnya.

Seperti diketahui, kemarin, Rabu (16/03/2022), Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan meluncurkan mobil listrik IONIC 5 di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Pabrik mobil listrik sudah diresmikan, dibangun oleh Hyundai. Itu pertama di Asia Tenggara dan Indonesia yang pertama," ujar Bahlil.

Dia mengatakan, investasi pabrik baterai hingga mobil listrik kini tengah didorong Pemerintah Indonesia sebagai bagian upaya untuk mendorong energi baru terbarukan dan mendorong investasi yang ramah lingkungan.

"Atas dasar konsistensi ini, kami hari ini melarang ekspor ore nickel, tujuannya ingin membangun industri baterai terbesar di dunia, itu cita-cita kami," ucapnya.

Sebelumnya, berdasarkan data BKPM, adapun investor yang membangun pabrik baterai EV ini yaitu Konsorsium tersebut terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LG International, POSCO dan Huayou Holding. Pabrik baterai kendaraan listrik ini akan memiliki kapasitas produksi baterai mencapai 10 Giga Watt per jam.

Adapun groundbreaking pabrik sudah dilakukan sejak 2021.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Terancam Banjir Limbah Baterai EV Dalam 3 Tahun