Harga Minyak Menjulang, Pemerintah Kumpulkan Bos Migas

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
15 March 2022 09:45
lapangan migas, doc SKK Migas
Foto: lapangan migas, doc SKK Migas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mencermati tingginya harga minyak mentah dunia dalam waktu belakangan ini. Tingginya harga minyak mentah dunia itu, sejatinya menjadi momentum pemerintah untuk mengerek investasi baru di sektor minyak dan gas bumi (Migas) ini.

Maka dari itu, pemerintah dalam hal ini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mempercepat pertemuan para bos-bos migas atau CEO Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada Besok, Rabu (16/3/2022) dam CEO Forum.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas A. Rinto Pudyantoro menyampaikan untuk mengawal realisasi program work, program & budget (WP&B 2022) yang jauh lebih besar dan masif dibandingkan tahun lalu, SKK Migas akan mengadakan CEO Forum 2022 di awal tahun.

Hal ini tentunya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yang mana pembahasan mengenai WPNB tersebut biasanya dilakukan pada kuartal ketiga atau bulan September.

"Komitmen dan kesepakatan dalam WP&B 2022 harus dikawal dengan serius, hal ini yang mendasari SKK Migas mempercepat pelaksanaan CEO Forum yang sebelumnya dilaksanakan di bulan September, menjadi di awal tahun, yaitu tanggal 16 Maret 2022," terang Rinto pada Selasa (15/3/2022).

Rinto menyatakan, bahwa pertemuan para bos-bos migas itu dipercepat mengingat adantya momentum kenaikan harga minyak mentah dunia yang sangat cepat.

"Sehubungan dengan kekhawatiran pasokan global karena adanya situasi geopolitik dunia yang sedang memanas saat ini. Sehingga harga minyak dunia sempat menembus angka US$ 125 per barel, atau rekor tertinggi sejak tahun 2014", kata Rinto.

Yang jelas, kata Rinto, momentum ini harus dimanfaatkan betul dengan keseluruhan program kerja dalam WP&B tahun 2022 dapat dieksekusi semuanya. Syukur-syukur, kata Rinto, dari hasil pertemuan para bos migas itu nantinya ada KKKS yang menambah investasi.

"Yang artinya ada penambahan program kerja sehubungan dengan arus pendapatan KKKS yang meningkat," ujar Rinto.

Lebih lanjut Rinto menambahkan, bahwa dengan program kerja yang masif di 2022 akan ada berbagai tantangan dan kendala. Semisal, ketersediaan rig dan pengaturan jadwalnya.

Tentu akan menimbulkan tantangan tersendiri ketika rencana pemboran sumur pengembangan di tahun 2022 meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2021, artinya dibutuhkan rig dalam jumlah yang lebih besar.

Maklum, mencari rig tentu tidak mudah, apalagi negara lain tentu juga akan menggenjot produknya migas sehingga membutuhkan rig. Namun dengan koordinasi dan sinkronisasi jadwal, termasuk di dalamnya adalah pelaksanaan kontrak bersama penggunaan rig oleh beberapa KKKS.

"Selain itu, bagaimana mensinkronkan jadwal pemboran, memastikan faktor non teknis seperti perizinan, pembebasan lahan dan lainnya sudah clear and clean", terang Rinto.

"Melalui CEO Forum 2022 diharapkan setiap KKKS yang memiliki kendala dapat disampaikan, ataupun memiliki masukan dan best experience dapat disampaikan pula sehingga menjadi lesson learn bagi KKKS lainnya. Adapun bagi SKK Migas, melaui CEO Forum 2022 maka dapat melakukan identifikasi hal-hal yang menjadi bottleneck dan segera dapat dilakukan langkah penyelesaiannya", pungkas Rinto.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SKK Migas Bidik 12 Proyek dan Rp 19,6 Triliun di 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular