Internasional

Menakar Pengaruh China dalam Perang Rusia-Ukraina

Lucky Leonard Leatemia & Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 March 2022 20:54
Great Wall, China
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejauh ini telah menyeret sejumlah negara. Meskipun tak berkonflik langsung di lapangan, negara-negara tersebut memiliki peran yang yang besar.

Satu dari negara yang selalu ikut dalam perbincangan perang ini ada China. Bukan hanya sebagai salah satu kekuatan dunia dari sisi ekonomi maupun militer, China juga sejauh ini memiliki hubungan yang mesra dengan Rusia.

Kaitan sejarah yang erat antarkeduanya membuat China dan dan Rusia disebut memiliki kedekatan khusus.

China telah menjadi salah satu dari sedikit negara yang menghindari mengkritik Rusia atas serangan mereka ke Ukraina. Pemimpin China Xi Jinping menjamu Putin untuk pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing hanya tiga minggu sebelum Rusia menginvasi pada 24 Februari.

Selama kunjungan Putin, kedua pemimpin mengeluarkan pernyataan 5.000 kata yang menyatakan persahabatan tanpa batas.

China abstain pada pemungutan suara PBB yang mengecam Rusia dan mengkritik sanksi ekonomi terhadap Moskow. Mereka telah menyatakan dukungannya untuk pembicaraan damai dan menawarkan jasanya sebagai mediator, meskipun ada pertanyaan tentang netralitas dan sedikit pengalaman China dalam menengahi konflik internasional.

Dalam perang yang sedang terjadi, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia tengah mencari bantuan dengan meminta peralatan militer China guna membantu memperkuat serangannya ke Ukraina.

Berbicara dengan syarat anonim, pejabat tersebut mengatakan dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah meminta dukungan dari China, termasuk peralatan militer.

Pejabat itu tidak memberikan rincian tentang ruang lingkup permintaan. Permintaan tersebut pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Financial Times dan The Washington Post.

Permintaan Rusia ini kemudian meningkatkan ketegangan mengenai perang yang sedang berlangsung. Permintaan diketahui sebelum pertemuan antara pejabat senior AS dan China di Roma, Italia, Senin (14/3/2022).

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan secara blak-blakan memperingatkan China untuk tidak membantu Rusia menghindari hukuman dari sanksi global.

"Kami tidak akan membiarkan itu berlanjut," katanya, dikutip dari Aljazeera.

Gedung Putih mengatakan pembicaraan di Roma akan fokus pada efek langsung dari perang Rusia melawan Ukraina pada keamanan regional dan global.

Sebelumnya Pemerintahan Biden juga menuduh China menyebarkan disinformasi Rusia yang bisa menjadi dalih bagi pasukan Presiden Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina dengan senjata kimia atau biologi.

 

BANTAHAN CHINA

Di sisi lain, China membantah klaim AS bahwa Rusia meminta bantuannya, termasuk peralatan militer, dalam perang di Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers mengatakan bahwa AS telah melakukan disinformasi.

"Baru-baru ini pihak AS telah menjajakan disinformasi terhadap China tentang masalah Ukraina dengan niat jahat," tuturnya seperti dilansir CNN Internasional, Senin (14/3/2022).

"Posisi China dalam masalah Ukraina konsisten dan jelas, dan kami telah menjalankan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai," tambahnya.

Menurutnya, sangat penting bagi semua pihak untuk mendinginkan suasana dan tidak memperkeruh keadaan. Dengan kata lain, solusi diplomatik perlu dikedepankan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular