Selain Petaka, Ada Berkah Dari Perang Rusia-Ukraina Untuk RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak perang Rusia dan Ukraina tak melulu bicara soal petaka atau imbas buruk terhadap perekonomian di dalam negeri. Perang Rusia dan Ukraina juga memiliki imbas yang positif terhadap ekonomi negara melalui tingginya harga komoditas di dalam negeri.
Tingginya harga komoditas, seperti misalnya batu bara serta nikel setidaknya akan mengerek Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) RI. Maklum, saat ini hitungannya Indonesia adalah negara yang melakukan ekspor batu bara dan nikel dalam jumlah yang besar.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Kemenkeu, Abdurrohman menjelaskan perang Rusia dan Ukraina berdampak terhadap dua jalur perekonomian dalam negeri, yakni pasar keuangan dan terhadap pasokan atau ketersediaan sumber daya energi yang banyak diproduksi oleh Rusia dan Ukraina.
"Terefleksi ke harga-harga energi, juga harga pangan sudah mulai mengalami kenaikan, karena supply gandum dari Ukraina termasuk pasokannya cukup besar dan pengaruhnya ke harga global juga signifikan," jelas Abdurohman kepada CNBC Indonesia, Senin (14/3/2022).
Seperti diketahui, pada hari Senin (14/3/2022) harga minyak jenis brent mengalami koreksi atau penurunan hingga 48% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu, namun harganya masih bertengger pada level US$ 111 per barel. Sementara itu, minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2% menjadi US$107,14 per barel.
Menurut Abdurrohman, dengan Indonesia sebagai negara net importir minyak, kenaikan harga minyak ini jelas akan mempengaruhi perekonomian domestik.
Kendati demikian, kenaikan harga energi bukan hanya terjadi pada harga minyak dunia, tapi juga komoditas-komoditas lainnya seperti batu bara, crude palm oil (CPO), nikel, dan sebagainya.
Sehingga dampaknya terhadap APBN bak dua sisi mata koin, penerimaan naik dan di sisi lain juga harus ada pengeluaran atau belanja negara yang juga cukup besar.
"Dari sisi penerimaan naiknya harga energi dan komoditas lain akan berdampak terhadap penerimaan pajak khususnya PPh migas (minyak dan gas bumi) dan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) migas. Dampak penerimaan ada, juga dari pengeluaran dari subsidi," tuturnya.
"Kita cukup dapat blessing dari komoditas lain seperti batu bara, nikel, dan CPO. Kalau harga batu bara capai rekor tertinggi batu bara dunia mendekati US$ 400 per ton dan harga nikel juga sempat menyentuh level US$ 100.000 per ton, sehingga itu jadi semacam blessing juga," tandasnya.
Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah menyampaikan, sesungguhnya APBN aman, terdorong oleh harga-harga komoditas seperti batu bara, nikel dan CPO. "Andalan kita di situ juga, APBN hari ini sesungguhnya aman dan tunggu kuartal II-2022 seperti apa," tandas dia.
(pgr/pgr)