Internasional

China-AS Bakal Ketemu "4 Mata", Xi Jinping Mendua dari Putin?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 March 2022 13:05
FILE - Xi Jinping, China's president and Communist Party chief, left, eats a Hawaiian macadamia chocolate gifted by Governor of Hawaii, Neil Abercrombie, not seen, during a governors meeting held inside the Walt Disney Concert Hall as Vice President Joe Biden, right, looks on in Los Angeles., Feb. 17, 2012. As President Joe Biden and Xi Jinping prepare to hold their first summit on Monday, Nov. 15, the increasingly fractured U.S.-China relationship has demonstrated that the ability to connect on a personal level has its limits. Biden nonetheless believes there is value in a face-to-face meeting, even a virtual one like the two leaders will hold Monday evening. (AP Photo/Damian Dovarganes, File)
Foto: Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden (AP/Damian Dovarganes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China dan Amerika Serikat (AS) dijadwalkan akan bertemu pada Senin (14/3/2022) ini di Roma, Italia. Pertemuan ini untuk membahas situasi terkini di Ukraina.

Dalam pertemuan itu, AS akan diwakili Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan. Sementara China akan dihadiri oleh Direktur Kantor Urusan Luar Negeri untuk Komite Pusat Partai Komunis China, Yang Jiechi.

"Kedua belah pihak akan membahas upaya berkelanjutan untuk mengelola persaingan antara kedua negara kami dan membahas dampak perang Rusia melawan Ukraina pada keamanan regional dan global," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Emily Horne dalam sebuah pernyataan dikutip CNN International.

Hal sama juga dimuat Reuters. Namun seorang sumber menegaskan AS akan menekan China untuk tidak mendukung Rusia. Bahkan, isolasi dapat dihadapi negeri itu secara global jika melakukan hal tersebut.

Ancaman ke China sudah diutarakan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo. Perusahaan China yang menentang pembatasan AS pada ekspor ke Rusia dapat terputus dari peralatan dan perangkat lunak Amerika yang mereka butuhkan untuk membuat produk.

Sementara itu, China mengonfirmasi pertemuan melalui Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian. Meski begitu, ia menyebut meeting akan membicarakan isu-isu internasional dan regional tanpa menyebut Ukraina.

Sebelumnya sejumlah pihak meminta peran China mendamaikan Rusia dan Ukraina. Presiden China Xi Jinping dianggap mampu meredam Presiden Rusia Vladimir Putin yang terus menggempur Ukraina meski telah diberondong sanksi oleh Barat

Dengan Rusia, Beijing menolak untuk menyebut aksi serangan Moskow ke Ukraina sebagai "invasi", kata yang dipakai Barat. Selain itu, China juga menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia seperti yang dilakukan negara-negara Barat pimpinan AS.

Meski begitu, Negeri Tirai Bambu juga diketahui menjalin komunikasi dengan Kyiv. Dalam komunikasi itu, Beijing meminta agar Rusia dan Ukraina mau berdialog untuk mencari jalan keluar dari ketegangan yang berdarah ini.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Sri Mulyani Masih Anggap China Ancaman Ekonomi RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular