Ini Update Baru Perundingan Damai Rusia-Ukraina, Masih Jalan?
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina makin menggila, Minggu (13/3/2022) waktu setempat. Rusia dikabarkan membombardir sebuah situs di kota Lviv, dekat perbatasan Polandia, negara NATO.
Setidaknya 30 rudal ditembakkan ke pangkalan milier Pusat Keamanan dan Perdamaian Internasional (IPSC), tempat pelatihan khusus tentara Ukraina untuk misi penjaga perdamaian. Rudal ditembakkan dari pesawat tempur di atas Laut Hitam dan Laut Azov.
Pasukan Rusia disebut juga makin dekat ke pusat ibu kota Ukraina, Kyiv. Dilaporkan Kementerian Pertahanan Inggris kemarin, tentara Moskow sudah berada di jarak 25 kilometer (km).
Kota-kota penting seperti Kharkhiv, Mariupol, Mykolaiv, Dnipro, Chernihiv dan Sumy juga masih terus digempur Rusia. Di kota Mariupol yang terkepung, citra satelit menunjukkan kerusakan dan kebakaran di gedung apartemen dan pompa bensin.
Lalu bagaimana pembicaraan damai?
Negosiasi disebut masih terus dilakukan. Delegasi Ukraina dan Rusia dilaporkan akan kembali mengadakan perundingan lanjutan pada Senin ini, untuk membuat poin-poin baru mengenai gencatan senjata.
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podoliak mengatakan perundingan kali ini akan dilakukan via tautan video. Ini sedikit berbeda karena pertemuan sebelumnya dilakukan dengan pertemuan langsung.
"Lagi. Negosiasi berjalan tanpa henti dalam format konferensi video. Kelompok kerja terus berfungsi. Sejumlah besar masalah membutuhkan perhatian terus-menerus. Pada hari Senin, 14 Maret, sesi negosiasi akan diadakan untuk menyimpulkan hasil awal," cuitnya di Twitter, dikutip CNN International.
Sementara itu, perundingan sendiri tercatat telah tiga kali dilakukan oleh kedua negara. Yang terbaru dilakukan di Turki pada Kamis pekan lalu dan dihadiri langsung oleh Menlu Ukraina Dmytro Kuleba dan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
Perundingan yang berjalan 1,5 jam itu dilaporkan gagal dalam menyepakati hal-hal terkait penghentian perang. Perundingan itu hanya menyepakati beberapa poin mengenai gencatan senjata semenatara untuk evakuasi.
Rusia telah melancarkan tekadnya untuk terus menyerbu Ukraina sampai tujuannya tercapai. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut akan memaksa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk tidak memihak ke NATO serta mengakui pencaplokan Krimea.
Meski begitu, Zelensky sempat mengatakan Kyiv sudah mencapai titik balik strategis dalam serangan ini. Meski tidak merinci secara pasti mengenai hal ini, ia meminta warga Ukraina bersama sampai kemenangan tercapai.
(sef/sef)