
Edan! Senjata Tak Terlihat Rusia Bisa "Belah" Eropa Jadi Dua

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketegangan antara Rusia dan Eropa terkait Ukraina, beberapa analis memperkirakan Moskow memiliki sebuah senjata yang dapat digunakan untuk "memecah belah" bahkan melumpuhkan Benua Biru. Senjata itu bukanlah bom nuklir melainkan gas alam.
Hal ini bukan tanpa sebab. Rusia merupakan salah satu eksportir besar sumber energi tersebut.
Menurut data badan data Eurostat di 2020, Rusia menyumbang sekitar 38% dari impor gas alam Uni Eropa. Moskow mengirimkan hampir 153 miliar meter kubik.
Keinginan AS agar sekutunya kompak melarang impor energi Rusia, juga sempat mendapat perlawanan Jerman dan Hungaria karena masalah gas ini. Hal ini disampaikan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Menteri Keuangan Hongaria Mihaly Varga.
"Energi sengaja dikeluarkan dari putaran sanksi sebelumnya," kata Scholz dalam rilis berita pekan lalu.
"Mereka yang meminta perluasan sanksi ingin rakyat Hongaria membayar harga perang," kata Varga dalam sebuah video Facebook.
Sebenarnya, ketergantungan Eropa pada gas Rusia muncul sejak produksi di Belanda menurun. Bukan hanya itu, hasrat Eropa untuk transisi "green energy" membuat banyaknya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan PLTU batu bara tutup.
Eropa sendiri masih menghadapi tekanan dari krisis energi akibat pasokan yang langka sehingga menyebabkan harga gas makin tinggi. Itu berdampak pada biaya jadi mahal baik untuk rumah tangga maupun industri.
"Tidak ada alternatif yang cepat dan mudah," kata Janis Kluge, pakar Eropa Timur di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan menuturkan persoalan gas ini.
Sementara itu, ancaman efek pemotongan suplai dan kenaikan harga gas ini sudah beberapa kali disampaikan oleh Kremlin. Presiden Vladimir Putin sempat mengatakan bahwa sikap Eropa yang masih bertentangan dengan Rusia dapat membuat benua itu jatuh dalam krisis energi yang besar saat musim dingin tiba.
"Harga mereka naik, tapi itu bukan salah kami. Itu akibat salah perhitungan mereka sendiri. Tidak perlu menyalahkan kami. Mereka menyuruh warganya untuk mengencangkan ikat pinggang, berpakaian lebih hangat," kata Putin sebagaimana dilaporkan France24.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Punya Senjata Laser 'Ajaib' & Mematikan, Seperti Apa?