Tsunami Harga Pangan, Rentetan 'Ledakan' Harga Pangan 2022

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Jumat, 11/03/2022 08:10 WIB
Foto: Penjual cabai rawit di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (23/2/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bahan pangan di dalam negeri cetak lonjakan harga di tahun 2022. Mulai dari harga minyak goreng perlahan naik ke atas Rp18 ribu per kg, kemudian gula yang menanjak tembus Rp14.000 per kg, hingga terbaru daging dan cabai rawit merah melambung.

Hingga kurang dari sebulan jelang Puasa Ramadan tahun 2022, terpantau harga-harga pangan masih berfluktuasi.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika menilai, pemerintah masih belum mampu mengatasi dan mengantisipasi lonjakan harga pangan. Terutama setiap menjelang hari besar keagamaan nasional yang biasanya memang cetak kenaikan permintaan.


"Alarm pemerintah lemah banget dalam menilai situasi. Meskipun sudah terlambat, pemerintah dapat membuka keran impor dari beberapa negara produsen untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan jaminan ketersediaan pangan," kata Yeka kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/3/2022).

Dia menambahkan, kenaikan beberapa pangan pokok seperti kedelai, daging sapi, gula karena terkerek oleh peningkatan harga dunia dan tingginya biaya logistik.

"Risiko tergantung produk impor yaa seperti ini. Menghadapi situasai ini pemerintah seharusnya memberikan pemahaman yang masuk akal kepada rakyat bahwa pangan akan lebih mahal, dan apa konsekuensi yang harus dilakukan oleh masyarakat Indonesia?," kata Yeka.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, harga rata-rata nasional minyak goreng per 1 Desember 2021 tercatat Rp18.500 per kg dan terus menanjak jadi Rp20 ribu per kg di 3 Januari 2022.

Pada saat bersamaan, harga rata-rata gula pasir sejak Desember 2021 hingga saat ini di atas Rp14.000 per kg, bahkan di pertengahan Februari 2022 menanjak ke Rp14.800 dan per per 10 Maret ke Rp14.750 per kg. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menilai, kenaikan harga gula di awal tahun merupakan anomali karena biasanya melandai setelah lonjakan di periode Natal dan Tahun Baru. Dari pantauan CNBC Indonesia, harga gula pasir yang sebelumnya Rp12.500 per kg di tahun 2021, naik ke Rp13.500 per kg di pekan awal Maret 2022.

Foto: Penjual daging sapi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (23/2/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penjual daging sapi di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (23/2/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Harga cabai rawit merah juga ikut menanjak tahun ini. Menurut Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), lonjakan harga terjadi karena keterbatasan pasokan. Pasalnya, curah hujan yang tinggi di saat periode panen menyebabkan produksi di sentra-sentra cabai rawit susut hingga tinggal 20%. Bahkan, di Tuban diperkirakan ada 4 ribu hektare cabai rawit merah yang tidak bisa panen akibat hujan.

PIHPS mencatat, harga cabai rawit merah di 1 Desember 2021 masih Rp51.800 per kg dan perlahan menanjak tembus Rp94 ribu di awal pekan terakhir tahun 2021, kemudian melandai dan perlahan naik kembali dan menjadi Rp72.500 di 10 Maret 2022.

Harga daging dan telur ayam menambah daftar pangan yang alami fluktuasi harga yang tajam di tahun 2022. Per 1 Desember 2021, harga daging ayam tercatat di Rp43.600 per kg dan melonjak ke Rp51.400 di 21 Januari 2022. Harga daging ayam kemudian melandai ke kisaran Rp30-40 kg hingga menjadi Rp43.650 per kg.
Sementara harga telur ayam ras segar berfluktuasi di rentang Rp25.000 per kg meski sempat sentuh Rp30.000 di awal Januari 2022.

Harga rata-rata nasional daging sapi per 1 Desember 2021 tercatat di Rp124.300 per kg dan naik jadi Rp127.000 per kg.

Harga-harga tersebut adalah rat-rata nasional yang dicatat hargapangan.id. Tentu saja, harga di lapangan lebih mahal. Untuk cabai rawit merah misalnya, sejumlah daerah terpantau pernah mengalami lonjakan harga hingga Rp100.000 per kg. Dan, hingga awal Maret 2022, harga daging sapi di Jakarta bahkan sempat tembus Rp160.000 per kg.

Pada saat bersamaan, perang Rusia-Ukraina berdampak pada memanasnya lonjakan harga-harga komoditas yang tengah terdongkrak akibat efek domino pandemi Covid-19 dan gangguan cuaca. Salah satunnya, kedelai, komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, pakan, dan energi.

Sejak akhir 2021, harga kedelai terus menanjak dari US$11,78 per bushel hingga saat ini mencapai US$16,78 per bushel pada 8 Maret 2022. Angka ini sedikit melandai setelah cetak rekor di atas US$12,06 per bushel, tertinggi sejak Oktober 2012.

Akibatnya, harga kedelai impor di dalam negeri ikut terbang. Per 7 Maret 2022 ke level Rp13.400 per kg, meski turun dibandingkan 4 Maret 2022 yang di Rp13.400, harga tersebut masih melonjak dibandingkan awal Januari 2022 yang masih Rp12.400. Dan menyebabkan perajin tahu dan tempe di Tanah Air menjerit akibat lonjakan harga bahan baku  tersebut.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025