
Dibombardir Rusia, Potret Tegang Evakuasi RS Bersalin Ukraina
Pihak Ukraina melaporkan fasilitas rumah sakit anak dan bangsal bersalin di Rumah Sakit Mariupol hancur akibat serangan udara Rusia.

Pekerja darurat Ukraina dan sukarelawan membawa seorang wanita hamil yang terluka dari rumah sakit bersalin yang rusak akibat penembakan di Mariupol, Ukraina, Rabu (9/3/2022). Pihak Ukraina melaporkan fasilitas rumah sakit anak dan bangsal bersalin di Rumah Sakit Mariupol hancur akibat serangan udara Rusia. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Serangan terjadi pada Rabu waktu setempat. Pejabat Ukraina, mengatakan peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya peringatan dari Barat bahwa invasi Moskow akan mengambil giliran yang lebih brutal dan tanpa pandang bulu. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

Tanah disebut berguncang lebih dari satu mil ketika kompleks Mariupol dilanda serangkaian ledakan. Serangan itu menghancurkan jendela dan sebagian besar bagian depan sebuah bangunan. Di halaman, mobil hancur terbakar. Ledakan terjadi sampai ke lantai dua. (Tangkapan Layar video Ukraine Military/Handout via REUTERS)

Aparat kepolisian dan tentara bergegas menuju lokasi untuk mengevakuasi korban. Mereka membawa seorang wanita hamil yang berdarah di atas tandu. (AP Photo/Evgeniy Maloletka)

"Kehancurannya sangat besar. Bangunan fasilitas medis tempat anak-anak dirawat baru-baru ini hancur total. Informasi tentang korban sedang diklarifikasi," kata Dewan Kota Mariupol. Sebanyak 17 orang terluka akibat serangan tersebut. (Tangkapan Layar video Mariupol City Council via AP)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan udara di rumah sakit bersalin dan anak di Mariupol. "Serangan langsung pasukan Rusia di rumah sakit bersalin. Orang-orang, anak-anak berada di bawah reruntuhan. Kekejaman! Berapa lama lagi dunia akan menjadi kaki tangan yang mengabaikan teror?" Zelensky mengatakan di akun Telegramnya. (Tangkapan Layar video Mariupol City Council via AP)

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengutuk pengeboman tersebut dengan mengatakan, "Ada beberapa hal yang lebih bejat daripada menargetkan mereka yang rentan dan tidak berdaya." (AP Photo/Evgeniy Maloletka)