Internasional

Saat Rusia Serang Ukraina, China Diam-diam Incar Wilayah Ini

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 March 2022 12:58
Anggota delegasi, yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan di Beijing, China (4/2/2022) (via REUTERS/SPUTNIK)
Foto: Anggota delegasi, yang dipimpin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, menghadiri pertemuan di Beijing, China (4/2/2022) (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah serangan Rusia ke Ukraina yang terus mendapat kecaman sejumlah negara di dunia, China mulai bergerak untuk mendominasi kawasan Indo-Pasifik. Hal ini disampaikan oleh kepala intelijen Australia, Rabu (9/3/2022).

Direktur Jenderal Kantor Intelijen Nasional Australia Andrew Shearer mengatakan Presiden China Xi Jinping tampaknya berencana untuk mendominasi kawasan Indo-Pasifik dan menggunakannya sebagai basis untuk mengungguli Amerika Serikat (AS) sebagai kekuatan utama dunia.

"Kita harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan kualitas kebebasan dari tatanan berbasis aturan di Eropa dan di sini, di kawasan Indo-Pasifik," kata Shearer pada konferensi yang diselenggarakan oleh Australian Financial Review, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

"Kami melihat seorang pemimpin yang bersikeras dan terus mendorong negaranya untuk mengungguli Amerika Serikat sebagai kekuatan utama dunia," tambahnya. "Pangkalan ini ... adalah untuk membangun keunggulan di kawasan Indo-Pasifik."

Shearer mengatakan ancaman geopolitik akan berpusat di sekitar teknologi, termasuk penggunaan serangan dunia maya, sehingga Australia harus memperkuat pertahanan sibernya tanpa perlu menutup diri dari aktivitas perdagangan dan berbagi informasi.

"Kami membutuhkan ekonomi terbuka yang tumbuh sehingga kami dapat mendanai peningkatan pengeluaran pertahanan yang menjadi komitmen pemerintah," katanya.

Komentar tersebut memperkuat peringatan bahwa serangan Rusia ke Ukraina dapat menyebar ke dalam konflik regional atau global. Minggu ini, Perdana Menteri Australia menyerukan demokrasi liberal untuk menghentikan "busur autokrasi" yang membentuk kembali tatanan dunia.

Rusia sebelumnya menggambarkan tindakannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menggulingkan para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi". Ukraina dan sekutunya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Akhirnya Terang-terangan Dukung Penuh Rusia di Perang Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular