Putin Balas Dendam Lagi, Ini "Senjata" Terbaru Lawan AS Cs
Jakarta, CNBC Indonesia - Sanksi yang diberikan Amerika Serikat (AS) dan sekutu membuat Rusia tak tinggal diam. Sebelumnya, negara itu diberondong sanksi akibat serangan Rusia ke Ukraina.
Rabu (9/3/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan mengeluarkan dekrit ekonomi khusus. Ini untuk membatasi atau melarang impor dan ekspor produk serta bahan mentah tertentu dari Rusia pada tahun 2022.
Namun, daftar produk yang akan dibatasi dan/atau dilarang belum ditentukan oleh pemerintah Kremlin, menurut laporan media pemerintah RIA yang dikutip CNN International. Pemerintah sendiri akan mengumumkan detailnya dalam dua hari.
Dekrit juga bertujuan untuk memastikan keamanan Rusia. Sebelumnya kemarin, Kremlin telah memberikan ultimatum akan memotong suplai gas ke Eropa.
Dalam sebuah pernyataan, Deputi Perdana Menteri (PM) Rusia, Alexander Novak, mengatakan rencana pemotongan sendiri akan dilakukan pada pipa gas Nord Stream 1. Pipa gas ini merupakan pipa yang membentang di wilayah Laut Baltik.
"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang cocok dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," ujar Novak sebagaimana dilaporkan Reuters.
Meski begitu, pihaknya menegaskan belum akan mengambil langkah-langkah penghentian suplai. Nord Stream sendiri merupakan jaringan pipa gas bawah laut yang membentang dari Rusia ke Jerman, yang terdiri atas Nord Stream 1 dan 2.
Larangan Putin datang ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan Selasa (8/3/2022) awktu setempat, bahwa pemerintahannya melarang impor energi Rusia. Termasuk minyak, gas alam dan batu bara sebagai tanggapan atas serangan Rusia ke Ukraina.
Meski begitu, menurut Administrasi Informasi Energi (EIA), AS sendiri mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahan per bulan pada tahun 2021 dari Rusia. Ini sekitar 8% dari impor bahan bakar cair AS.
Eropa juga sangat bergantung pada Rusia untuk minyak mentah dan gas alam. Rusia memasok sekitar sepertiga gas Eropa. Harga minyak dan gas sendiri telah melonjak pasca AS dan sekutu memberikan puluhan sanksi kepada Rusia atas serangan tersebut.
(tfa)