Perang Ukraina Bikin Kacau, Harga Mobil Baru Bisa 'Lompat'

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
08 March 2022 19:56
Presiden Jokowi Usai Tinjau Pelepasan Ekspor Mobil, Subang, 8 Maret 2022 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi Usai Tinjau Pelepasan Ekspor Mobil, Subang, 8 Maret 2022 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Invasi Rusia ke Ukraina meningkatkan harga logam yang digunakan dalam produksi mobil. Mulai dari aluminium di bodywork, palladium di catalytic converter, hingga nikel berkualitas tinggi dalam baterai kendaraan listrik, akan ikut naik.

Dan kenaikan harga komponen ini tentu akan berdampak pada harga mobil yang dibebankan kepada pelanggan. Sementara logam belum menjadi target sanksi Barat, beberapa pengirim dan pemasok suku cadang mobil sudah mengurangi penggunaan barang-barang dari Rusia.

Hal ini tentu akan memberi lebih banyak tekanan pada produsen mobil yang sudah terhuyung-huyung karena kekurangan chip dan harga energi yang lebih tinggi.

"Jadi apa yang terjadi dari sini?" tanya Carlos Tavares, kepala eksekutif Stellantis, pembuat mobil terbesar keempat di dunia, dikutip dari Reuters, Selasa (8/3/2022).

Pertama, kata Stellantis, yang terjadi adalah para produsen mobil akan mengalami eskalasi biaya yang berasal dari bahan baku dan energi yang akan memberi tekanan lebih pada model bisnis.

Aluminium dan paladium keduanya mencapai rekor tertinggi pada hari Senin. Sedangkan nikel, yang juga digunakan untuk membuat baja tahan karat, melewati level US$ 100.000 per ton untuk pertama kalinya, Selasa (8/3).

Andreas Weller, kepala eksekutif Aludyne, perusahaan membuat suku cadang die-cast aluminium dan magnesium untuk pembuat mobil, mengatakan bisnisnya di Eropa telah melihat kenaikan 60% dalam biaya aluminium selama empat bulan terakhir, serta tagihan energi yang melonjak.

Dengan penjualan tahunan sebesar US$1,2 miliar dan lonjakan biaya ratusan juta dolar, Weller, mengatakan konsumen dipaksa untuk membayar lebih dari harga yang telah disepakati.

"Beberapa lebih pengertian dan kooperatif daripada yang lain, tetapi kami tidak dapat bertahan tanpa itu," kata Weller.

Sedangkan kepala eksekutif Stellantis Tavares mengatakan mengakhiri kekurangan chip dapat membantu produsen mobil mengimbangi harga logam dan energi yang lebih tinggi. Tetapi dia tidak mengharapkan resolusi apa pun untuk masalah semikonduktor tahun ini.

Konsumen, menurutnya sudah membayar kekurangan chip karena telah mendorong persediaan mobil turun dan harga naik. Bahkan sebelum harga logam yang lebih tinggi masuk ke halaman depan.

Menurut konsultan LMC dan J.D. Power, harga transaksi rata-rata untuk kendaraan baru di Amerika Serikat adalah US$44.460 pada Februari, naik 18,5% dari bulan yang sama pada 2021.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Nih! Mobil-Mobil Baru 'Seger' Dirilis di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular