PLN Pastikan Suplai Batu Bara & Gas Aman

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Senin, 07/03/2022 17:05 WIB
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat batubara di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/1/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) memastikan pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) tercukupi dan dalam kondisi aman, di tengah perang Rusia dan Ukraina yang membuat harga batu bara meroket.

Sesuai arahan Menteri ESDM dan Menteri BUMN, saat ini mekanisme pasokan kebutuhan batu bara sudah dibenahi oleh PLN dengan melakukan kontrak jangka panjang.

Ditambah saat ini pasokan batu bara dapat dipantau dengan monitor kewajiban pemenuhan kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) yang terpantau secara digital, serta terintegrasi dengan sistem database di Kementerian ESDM sebagai regulator dalam pertambangan batu bara.


"Khususnya di PLN, untuk energi sudah buat kontrak sejak awal tahun, sebelum 2022 kita sudah membuat kontrak. Baik batubara, gas, dan BBM melalui kerjasama dengan PT Pertamina (Persero)," jelas EVP Batubara PT PLN (Persero), Sapto Aji Nugroho kepada CNBC Indonesia, Senin (7/3/2022).

Bahkan untuk mengantisipasinya, PLN kata Sapto, telah memenuhi pasokan melebihi kebutuhan seperti biasanya. Jadi, para pemasok batu bara untuk PLN dipastikan telah memenuhi kewajibannya baik untuk DMO atau kontrak tambahan di luar DMO.

Melalui monitoring DMO batu bara yang kini bisa dimonitor secara online membuat para otoritas, dalam hal ini Kementerian ESDM bisa dengan leluasa melakukan enforcement setiap harinya agar para pemasok batu bara memenuhi DMO-nya.

"Sehingga ini membuat kami menjadi mudah, terkait dengan membuat para pemasok memenuhi kewajibannya, baik kewajiban DMO maupun kewajiban kontrak," tuturnya.

"Intinya, kita sebagai user tidak kesulitan untuk mendapatkan pasokan batu bara terkait sudah adanya alokasi di DMO dan enforcement dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM," jelas Sapto melanjutkan.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan, perubahan sistem kontrak berbasis digital yang dikelolanya saat ini, telah mengantisipasi kondisi fluktuatif harga batu bara di pasar internasional.

"Sehingga ketersediaan batu bara tetap aman. Rata-rata stok pembangkit sudah di atas 15 hari operasi (HOP)," jelas Darmawan, Jumat (4/3/2022).

Darmawan menambahkan, kebijakan pemerintah serta dukungan DPR melalui Komisi VI dan Komisi VII yang tetap mematok harga DMO batu bara sebesar US$ 70 per metric ton (MT) juga sangat membantu PLN untuk mengamankan pasokan batu bara di tengah lonjakan harga.

Seperti diketahui, pada akhir pekan lalu atau tepatnya Jumat (4/3/2022), menurut data Refinitiv, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup dengan harga US$ 407,05 per ton. Melonjak 13,56% dibandingkan sehari sebelumnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Batubara Sebagai Tulang Punggung Ketahanan Energi Nasional