
Goks! Korsel Mau Pilpres Korut Malah Uji Coba Rudal ke-9

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) meluncurkan uji coba senjata kesembilan tahun ini dengan menembakkan rudal balistik ke arah laut di sebelah timur semenanjung Korea, Sabtu (5/3/2022).
Melansir Reuters, uji coba ini dilakukan beberapa hari sebelum pemilihan presiden (pilpres) di negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel). Ini juga saat terjadi saat warga sudah memberikan suara awal menjelang pilpres tersebut.
"(Kami) mengutuk penembakan rudal balistik berulang yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Korea Utara sebagai bertentangan dengan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea," kata Dewan Keamanan Nasional (NSC) Korsel.
Korea Selatan akan "memantau lebih dekat fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara" termasuk fasilitas reaktor nuklir utamanya di Yongbyon dan sisi uji senjata nuklir Punggye-ri, kata NSC, menurut pernyataan dari Gedung Biru kepresidenan.
Peluncuran itu tidak hanya menuai kecaman dari pemerintah Korsel, tetapi juga dari Amerika Serikat (AS), dan Jepang. Mereka khawatir Korut sedang bersiap untuk melakukan uji coba senjata besar-besaran dalam beberapa bulan mendatang.
"Langkah signifikan di mana Korea Utara mengembangkan teknologi peluncuran misilnya bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan oleh negara kita dan kawasan sekitarnya," kata Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi setelah uji coba tersebut.
Akibat pembicaraan denuklirisasi terhenti, Korut melakukan sejumlah peluncuran rudal pada Januari, dan setelah jeda hampir sepanjang Februari, melanjutkan tes dengan peluncuran pada 27 Februari.
![]() Uji tembak rudal hipersonik di lokasi Korea Utara. (via REUTERS/KCNA) |
Mereka juga tampak sedang bersiap untuk meluncurkan satelit mata-mata dalam waktu dekat, dan menyarankan untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir atau rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauh untuk pertama kalinya sejak 2017.
Pada Jumat, proyek 38 North yang berbasis di AS, yang memantau Korut, mengatakan operasi di Yongbyon berjalan lancar, memproduksi bahan bakar untuk senjata nuklir potensial dan perluasan fasilitas produksi nuklirnya.
Punggye-ri telah ditutup sejak Korut mendeklarasikan moratorium uji coba senjata nuklir pada 2018. Presiden Korut Kim Jong Un mengatakan dia tidak lagi merasa terikat oleh moratorium itu karena pembicaraan denuklirisasi terhenti.
Korsel sebelumnya telah melaporkan serangkaian gempa bumi kecil dan alami di dekat Punggye-ri tahun ini. Para ahli mengatakan hal ini sebagai ketidakstabilan geologis yang disebabkan oleh uji coba nuklir terakhir dan terbesar pada tahun 2017. Para ahli juga mengatakan bahwa ketidakstabilan tidak serta merta mencegah Korut untuk melanjutkan tes di situs tersebut.
Sementara para analis mengatakan Korut dapat menggunakan transisi presiden mendatang di Korsel atau hari libur nasional besar pada 15 April untuk meluncurkan satelit atau menguji coba rudal baru atau senjata lainnya.
AS sebelumnya mengatakan terbuka untuk pembicaraan tanpa prasyarat, tetapi Pyongyang mengatakan pembicaraan hanya mungkin dilakukan setelah Washington dan sekutunya membatalkan kebijakan bermusuhan.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Korsel Balas Rudal Korut, Perbatasan Jadi Target