Siap-siap, Bund! Ada Gelagat Harga Cabai Meroket Lagi nih

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Jumat, 04/03/2022 17:07 WIB
Foto: Penjualan Cabe Rawit di Pasar Kramat Jati, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai kembali meroket naik. Situs info pangan Jakarta mencatat, harga cabai rawit merah hari ini, Jumat, 4 Maret 2022 naik Rp153 menjadi Rp73.111 per kg, disusul cabai merah keriting naik jadi Rp50.311 per kg.

Kenaikan harga disusul cabai lain, yakni merah besar jadi Rp50.348 per kg dan rawit hijau jadi Rp43.666 per kg.

Sementara, untuk harga rata-rata nasional, situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, harga cabai rawit merah naik Rp1.050 menjadi Rp70.250 per kg. Harga cabai merah keriting naik Rp950 jadi Rp51.600 per kg.


Cabai merah besar jadi ikut terkerek Rp400 jadi Rp50.800 per kg dan rawit hijau jadi Rp47.950 per kg.

Harga termahal cabai rawit merah terjadi di Kalimantan Utara, mencapai Rp127.500 per kg, berbeda dengan di Sumatera Utara hanya Rp34.250 per kg.

"Petani tidak bisa panen karena musim hujan. Tidak gagal panen, hanya tidak bisa panen saja. Akibatnya pasokan terganggu. Seharusnya sudah mulai panen sekarang, jadinya yang bisa panen hanya 20%. Tanamannya tidak rusak, memang buah yang sudah terlanjur dan tidak dipanen akan jadi busuk. Karena itu hasil panen jadi turun," kata Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/3/2022).

Menurut Hamid, saat ini sejumlah daerah melaporkan tidak bisa panen akibat terhadang hujan. Yakni, Tuban dengan potensi panen 4 ribu ha. Juga di Blitar, Magelang, dan Kediri.

"Kalau hujan terus sampai Maret, bahaya, harga bisa naik terus. Tapi, harapan saya sih nggak begitu. Nanti kalau sudah bisa panen ada lagi pasokan harga bisa normal stabil lagi. Stabil dalam artian berkisar Rp40-60 ribu per kg. Mahal itu kalau di atas Rp70 ribu per kg," kata Hamid.

Foto: Penjual cabai rawit di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (23/2/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Penjual cabai rawit di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (23/2/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Karena itu, ujarnya, sudah saatnya pemerintah mau memperbaiki pola dan sistem budidaya pertanaman cabai di Tanah Air.

"Ini alarm ke pemerintah, perbaiki cara budidaya tanaman cabai petani. Ini kan masalahnya selalu berulang. Petani nggak bisa sukses di musim hujan. Ubah cara bertanam, dengan teknologi misalnya. Gunakan pupuk hayati supaya tanaman cabai tetap kuat meski musim hujan. Bukan menghapus pupuk kimia ya. Karena dengan pupuk hayati tanaman bisa kuat di musim hujan, harapannya begitu
bisa efek psikologis bikin ikut naik," jelasnya.

Apalagi, imbuh dia, tanaman cabai rawit merah tergolong rentan terhadap penyakit tanaman.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025