Pertamina-Mitsubishi Kembangkan Bisnis Hydrogen & Ammonia

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
04 March 2022 14:11
Pertamina, PT Pupuk Indonesia dan Mitsubishi Corporation Sepakat Kembangkan Bisnis Blue/Green  Hydrogen dan Ammonia
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Mitsubishi Corporation resmi berkolaborasi mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan terhadap target pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2030.

Kerja sama tersebut diresmikan pada Rabu (2/3/2022) oleh Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Iman Rachman, Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) Jamsaton Nababan, dan Kepala Perwakilan Mitsubishi Corporation untuk Indonesia Takuji Konzo. Dalam sambutannya di acara penandatanganan kerja sama, Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury menyebut kolaborasi ini adalah langkah awal yang baik untuk mendukung misi pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Kami sangat berkomitmen untuk memastikan Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca berdasarkan National Determined Contribution (NDC) hingga 29% pada 2030, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendirian. Kami tahu bahwa untuk mewujudkannya, kuncinya adalah Partnership," kata Pahala dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (4/3/2022).

Dia menyebut, pada kegiatan puncak G20 Oktober mendatang, Indonesia sebagai Presidensi G20, dan BUMN, ingin menunjukkan kepada dunia ihwal keberhasilan transisi energi yang sedang digarap. Salah satu buktinya melalui langkah pemerintah memensiunkan (early retirement) PLTU batu bara.

Pahala berkata transisi energi yang sedang berjalan tak akan terwujud tanpa kolaborasi dan sinergi yang kuat antar negara dan swasta.

"Kita juga ingin menunjukkan bahwa upaya transisi energi dapat dilakukan bukan hanya melalui pensiun dini PLTU namun juga dengan cara mengurangi utilisasinya melalui kegiatan co firing dengan ammonia dan biomassa serta bagaimana pemanfaatan teknologi seperti carbon capture," ujarnya.

Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Usaha Pertamina Iman Rachman berkata, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan Mitsubishi Coorporation, diharap segera disusul dengan terbentuknya kerja sama strategis dalam jangka pendek maupun panjang. Kerja sama ini dapat mendukung pencapaian target-target nasional secara masif.

"Langkah awal untuk mewujudkan pengembangan Blue/Green Hydrogen dan Blue/Green Ammonia di Indonesia tentunya juga akan menjadi milestone penting untuk membentuk ekosistem industri hijau yang lebih luas lagi di Indonesia," kata Iman.

Menurut Iman, sejalan dengan program dekarbonisasi pemerintah, Pertamina telah melakukan kerja sama untuk mengembangkan blue/green hydrogen, blue/green ammonia, dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Pengembangan ini difasilitasi produksi Pupuk Indonesia dan co-combustion ammonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.

Green hydrogen yang dihasilkan pembangkit EBT akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia. Kemudian, blue hydrogen yang dihasilkan pembangkit low carbon dengan carbon emission treatment facility akan dimanfaatkan untuk memproduksi green ammonia, yang dapat dimanfaatkan untuk co-combustion ammonia PLTU batu bara.

Pertamina akan mendukung dan mendorong kolaborasi dengan SH Power dan NRE sebagai motor transisi energi Pertamina. SH Power dan NRE bersama partner telah mengidentifikasi potensi EBT lebih dari 10 GW yang dapat digunakan untuk Green Hydrogen di seluruh Indonesia.

Komitmen penuh Pertamina dalam penerapan aspek ESG telah mendorong peningkatan rating ESG Pertamina secara global. Pertamina telah menerima ESG Risk Rating oleh Sustainalytics sebesar 28,1 dan dinilai berada pada risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG.

"Semoga semangat, kerja keras dan komitmen yang telah dilakukan tidak berhenti di sini, namun pencapaian ini merupakan awal dari perjalanan untuk membawa perubahan global ke arah yang lebih baik," ujarnya.

Pada saat yang sama, Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyatakan perusahaan menyambut baik kerja sama dengan Pertamina dan Mitsubishi. Hal ini sejalan dengan target pemerintah meningkatkan akses terhadap energi hijau dan mencapai target Net Zero Emission.

Bakir berkata, pelaku industri pupuk saat ini telah melakukan sejumlah inisiatif untuk mendukung program tersebut. Salah satunya melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai salah satu sumber energi untuk pabrik Pupuk Indonesia di Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik.

"Kami di industri pupuk sangat optimis terhadap pengembangan green hydrogen, green ammonia maupun blue ammonia. Pengangkutan hydrogen mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dan sangat mahal. Untuk mendapatkan biaya pengangkutan yang ekonomis, salah satu alternatifnya adalah mengangkut hydrogen dalam bentuk ammoni," kata Bakir.

"Pupuk Indonesia sangat berpengalaman dalam mengoperasikan pabrik ammonia dan hal ini merupakan satu advantage. Kami berharap Pupuk Indonesia dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan dan pembangunan pabrik green ammonia dan blue ammonia di Indonesia," tambahnya.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiga BUMN Raksasa RI Bangun Kluster Industri Hijau, Kaya Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular