Wah! Terungkap Ternyata AS Kecanduan Uranium Rusia, Buat Apa?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
02 March 2022 15:45
Infografis/5 Negara Produsen Energi Nuklir Terbesar DI Dunia/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/5 Negara Produsen Energi Nuklir Terbesar DI Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri energi nuklir Amerika Serikat (AS) dikabarkan melobi Presiden, Joe Biden, untuk tetap membolehkan impor uranium dari Rusia. Kenapa AS masih butuh uranium Rusia?

Seperti diberitakan Reuters, Rabu (2/3/2022), energi listrik dari nuklir merupakan yang termurah di AS. Pasokan uranium dari Rusia menjaga tarif listrik di AS tetap murah.

AS memang sangat ketergantungan pasokan uranium dari Rusia dan sekutunya, yaitu Kazakhstan dan Uzbekistan. Setengah dari uranium yang diperlukan untuk menghidupkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di AS berasal dari Rusia dan sekutunya, jumlahnya 22,8 juta pound (10,3 juta kg) di 2020. Uranium ini menghasilkan 20% listrik di AS.

Saat ini AS dan para sekutunya telah memberlakukan sejumlah sanksi untuk Rusia, karena serangannya ke Ukraina. Meskipun dalam sanksi tersebut tetap membolehkan penjualan uranium dan transaksi keuangan terkait penjualan tersebut.

National Energy Institute (NEI), sebuah grup perdagangan tenaga listrik nuklir di AS, diberitakan sumber Reuters melobi pihak kepresidenan AS untuk tetap membolehkan impor nuklir dari Rusia.

"Industri tenaga nuklir AS kecanduan uranium Rusia," kata sumber tersebut.

Pemerintahan Joe Biden memang tengah berupaya untuk menjaga agar biaya energi di AS tetap murah.

"Kami mendengarkan semua pertanyaan dari industri dan akan terus melakukannya saat kami mengambil tindakan untuk meminta pertanggungjawaban Rusia," kata seorang pejabat Gedung Putih ketika ditanya tentang lobi uranium.

Uranium digunakan sebagai bahan bakar di dalam reaktor untuk mencapai fisi nuklir untuk merebus air, dan menghasilkan uap yang memutar turbin untuk menghasilkan listrik.

Tidak ada produksi atau pemrosesan uranium di AS saat ini, meskipun beberapa perusahaan mengatakan mereka ingin melanjutkan produksi dalam negeri jika mereka dapat menandatangani kontrak pasokan jangka panjang dengan produsen tenaga nuklir. Texas dan Wyoming memiliki cadangan uranium yang besar.

Australia dan Kanada juga memiliki cadangan uranium yang besar dan kemampuan pemrosesan yang memadai. Tapi Rusia dan sekutunya adalah produsen dengan harga termurah.

Penggunaan uranium Rusia oleh industri tenaga nuklir AS kemungkinan akan memicu pertanyaan lebih lanjut tentang di mana dan bagaimana AS mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memasok produk-produk berteknologi tinggi dan energi terbarukan.

Produksi uranium Rusia dikendalikan oleh Rosatom, sebuah perusahaan milik negara yang dibentuk oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2007. Perusahaan tersebut merupakan sumber pendapatan penting bagi negara.

Mantan Presiden AS, Donald Trump, pada 2020 mengusulkan pengeluaran US$150 juta untuk membuat cadangan uranium strategis, dan pejabat administrasi Biden telah menyatakan dukungan untuk gagasan tersebut.

Utilitas lain di seluruh dunia sudah mulai mencari pasokan di luar Rusia. Perusahaan listrik Swedia Vattenfall AB mengatakan pekan lalu akan berhenti membeli uranium Rusia untuk reaktor nuklirnya sampai pemberitahuan lebih lanjut, karena perang dengan Ukraina.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Incar Harta Karun Strategis RI, Untuk Bangun 'Nuklir'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular