Saat Jokowi Tak Sebut 'Rusia', Tapi Bicara Ngerinya Perang!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 March 2022 11:03
Presiden Joko Widodo menerima sejumlah seniman senior di Istana Kepresidenan Bogor, pada Rabu, 23 Februari 2022. Dalam pertemuan tersebut, para seniman senior antara lain menyampaikan aspirasi mereka terkait kebudayaan. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo menerima sejumlah seniman senior di Istana Kepresidenan Bogor, pada Rabu, 23 Februari 2022. Dalam pertemuan tersebut, para seniman senior antara lain menyampaikan aspirasi mereka terkait kebudayaan. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pertama kalinya buka suara di hadapan publik perihal friksi antara Rusia-Ukraina yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Mulanya, Jokowi sempat berbicara mengenai tantangan di masa depan yang semakin tidak mudah dan penuh dengan ketidakpastian. Memanasnya situasi Rusia-Ukraina pun memperparah ketidakpastian tersebut.

"Dulunya ketidakpastian itu karena disrupsi teknologi, revolusi industri 4.0 tapi ditambah lagi dengan pandemi, ditambah lagi dengan perang di Ukraina," kata Jokowi dalam acara Rapimnas TNI-Polri, Selasa (1/3/2022).

Jika dicermati dengan seksama, memang ada yang hilang dari pernyataan Jokowi. Negara 'Rusia' sama sekali tidak disebut oleh Jokowi dalam menyikapi ketidakpastian global.

"Ketidakpastian global yang sudah merembet kepada ketidakpastian negara di mana pun di dunia ini semakin meningkat," kata Jokowi.

Ini bukan kali pertama Jokowi tak menyebut 'Rusia' dalam pernyataannya. Sebelumnya dalam cuitannya di Twiiter, Jokowi juga tidak menyebut secara spesifik pesan yang disampaikannya.

"Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia dan membahayakan dunia," cuit Jokowi pada Kamis (24/2/2022), saat hari pertama invasi Rusia ke Ukraina.

Selain menyinggung konflik yang terjadi, Jokowi dalam kesempatan tersebut juga berbicara mengenai dampak dari ketegangan antara Rusia dan Ukraina, yakni terkait dengan kelangkaan energi.

"Sudah dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan, ditambah perang harganya naik lagi," kata Jokowi.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, harga minyak jenis brent masih berada di atas US$ 100 per barel. Tren kenaikan harga minyak pun membuat harga minyak mentah Indonesia ikutan 'mendidih'.

"Sekarang sudah di atas US$ 100, yang sebelumnya US$ 50 - US$ 60," kata Jokowi.

Jokowi meminta jajarannya untuk berhati-hati dengan kenaikan harga minyak. Menurutnya, hal ini akan berimbas terhadap harga sejumlah komponen dalam negeri.

"Semua negara sekarang ini yang namanya harga BBM naik semua, elpiji naik semuanya. Hati-hati dengan ini. Hati-hati dengan kenaikan," kata Jokowi.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo: Ada yang Mau Pisahkan Saya dan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular