Breaking! Bank-Bank Rusia Diputus, 'Kiamat Keuangan' Putin
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Italia, Inggris serta Kanada mengumumkan bahwa akan mengeluarkan beberapa bank Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), atau yang menghubungkan lebih dari 9.000 lembaga sekuritas dan nasabah korporasi di 209 negara.
"Ini akan memastikan bahwa bank-bank ini terputus dari sistem keuangan internasional dan membahayakan kemampuan mereka untuk beroperasi secara global," tulis pernyataan bersama yang dirilis oleh Gedung Putih dilansir dari CNN.
Menghapus Rusia dari SWIFT akan merusak Rusia tetapi juga ekonomi besar di Eropa dan berdampak pada ekspor energi ke benua itu.
Ini akan membuat transaksi keuangan internasional lebih sulit, memberikan kejutan bagi perusahaan Rusia dan pelanggan asing mereka - terutama pembeli ekspor minyak dan gas dalam mata uang dolar AS.
Dalam beberapa jam dan hari terakhir sudah terlihat langkah-langkah upaya Barat untuk mengisolasi dan menghukum Putin.
Pada konferensi pers hari Kamis, Biden mendapat tekanan mengapa dia menghindari mengeluarkan Rusia dari SWIFT atau memberi sanksi kepada Putin secara pribadi. Kurang dari 48 jam kemudian, dia melakukan keduanya.
Sebelumnya Sabtu, CNN melaporkan bahwa Biden sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan Rusia dari SWIFT, tetapi belum membuat keputusan akhir.
Mengusir Rusia sepenuhnya dari SWIFT, akan menjadi "opsi nuklir" keuangan, namun Presiden dan para pembantunya menyoroti betapa rumitnya pemblokiran itu dan mencatat bahwa AS tidak dapat bergerak secara sepihak.
AS dan sekutunya telah memberlakukan sanksi besar yang menargetkan sektor keuangan Rusia, termasuk sanksi besar terhadap pemberi pinjaman terbesar Rusia.
Pejabat AS dan Eropa juga telah membahas penargetan Bank Sentral Rusia dengan sanksi.Menargetkan bank sentral akan menyerang jantung upaya Putin selama bertahun-tahun untuk melindungi ekonominya dari sanksi.
Inggris, Lituania, Estonia, dan Latvia termasuk di antara negara-negara awal yang mendukung seruan Kyiv untuk memutus jaringan Rusia.
Pada hari Sabtu, Jerman, yang sebelumnya telah memperingatkan "dampak besar" pada bisnis Jerman jika Rusia dilarang dari SWIFT, menunjukkan dukungan untuk pembatasan dalam beberapa bentuk.
Italia mengisyaratkan bahwa mereka juga akan mendukung mengambil langkah-langkah untuk mengeluarkan Rusia dari SWIFT setelah Perdana Menteri Mario Draghi mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Komentar Draghi sangat penting mengingat eksposur ekonomi Italia pada energi.
"Italia sepenuhnya mendukung garis Uni Eropa mengenai sanksi terhadap Rusia, termasuk yang mengenai SWIFT, dan akan terus melakukannya."
Seorang pejabat pemerintah mengatakan sebelumnya bahwa sanksi tambahan kemungkinan akan datang jika Kyiv, ibukota Ukraina yang terkepung, jatuh.
Sementara itu, AS telah memberlakukan sanksi lain terhadap Rusia, menargetkan sektor perbankan, teknologi, dan kedirgantaraan Moskow. Pada hari Jumat, AS mengumumkan bahwa mereka akan menjatuhkan sanksi pada Putin secara langsung dan pada Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
(hoi/hoi)