Alert! Harga Pupuk Bakal Lanjut 'Terbang', kok bisa?

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Jumat, 25/02/2022 07:20 WIB
Foto: Ilustrasi panen padi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi konflik Rusia dan Ukraina tidak hanya memicu lonjakan harga sejumlah komoditas ke lever rekor pada sesi siang waktu Indonesia perdagangan Kamis, 24 Februari 2022 . Harga pupuk menjadi sorotan karena Rusia adalah juga produsen pupuk dunia.

Meski bukan raksasa ekonomi dunia, langkah Rusia disebut menambah kombinasi tekanan bagi pasar. Karena Rusia adalah juga pemasok gandum, minyak, dan pupuk dunia.

Mengutip statista.com, Rusia merupakan produsen pupuk nitrogen terbesar dunia setelah China, AS, dan India.


Pengumuman invasi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin atas Rusia, mendongkrak harga gandum internasional ke rekor 9 tahun dan jagung tertinggi 33 minggu.

Selain komoditas pertanian, chart tradingeconomics.com menunjukkan pergerakan harga komoditas lain yang terus naik, seperti aluminium.

Rusia dan Ukraina memasok hingga 30% gandum dan seperlima jagung global. Konflik antar kedua negara menambah dorongan bagi lonjakan harga komoditas (commodities supercycle/ booming komoditas) sejak tahun 2021.

Menambah efek domino pandemi Covid-19 yang memicu gangguan rantai pasok, hingga gangguan cuaca di negara-negara produsen utama pertanian, seperti Brasil, Argentina, dan Amerika Serikat.

Wolrd-grain.com menyoroti akutnya efek domino konflik Rusia-Ukraina terutama karena potensi penurunan produksi di negara utama lainnya akibat gangguan cuaca. Dimana, Kementerian Pertanian AS (USDA) sebelumnya memprediksi potensi penurunan produksi winter wheat karena kekeringan.

Sementara, konsumsi hasil pertanian seperti serealia, yakni kedelai dan jagung tidak hanya untuk pangan. Tapi juga pakan dan energi.

"Di sisi lain, Rusia adalah eksportir pupuk nitrogen terbesar dunia, di tengah ketatnya pasokan global akhir-akhir ini. Meski ada sinyal penurunan lonjakan harga pupuk, namun belum kembali ke level sebelum pandemi. Meski bukan penentu, langkah Rusia menghentikan ekspor pupuk nitrogennya baru-baru ini tentu berpengaruh," demikian mengutip world-grain.com, Kamis (24/2/2022).

Sebenarnya, harga pupuk juga telah menguat sejak tahun lalu. Mengutip indexmundi.com, harga urea di bulan Juni 2021 adalah US$393,25 per metrik ton, lalu melonjak jadi US$900,50 per metrik ton.

Pada saat bersamaan, harga LNG Indonesia adalah US$9,62 per MMBTU di Juni 2021, melonjak jadi US$12,77 per MMBTU.

Puncaknya, saat harga LNG Indonesia naik 8,22% di bulan Oktober 2021, harga Urea melonjak 65,97% di pasar internasional.

Harga urea yang sebelumnya Rp6.000 per kg, naik ke Rp7.500, lalu ke Rp12.000 per kg.

Foto: PT Pupuk Indonesia (Dok. pupuk-indonesia.co.id)
PT Pupuk Indonesia (Dok. pupuk-indonesia.co.id)

Koordinator Jagung dan Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Indra Rochmadi mengungkapkan, saat ini tengah dilakukan penyesuaian anggaran menyusul lonjakan harga pupuk. Dari sebelumnya dengan alokasi Rp8.200 per kg NPK menjadi Rp11.000.

"Sedang dilakukan penyesuaian pagu meski belim disetujui. Karena dari hasil survei perusahaan di e-katalog, harga dengan bahan baku baru sudah naik menjadi Rp10.100. Tren harga pupuk naik sudah sejak Oktober," kata Indra dalam webinar Strategi Peningkatan Produksi dan Stabilitas Jagung Nasional, Kamis (24/2/2022).

Akibat lonjakan harga pupuk, kata dia, ada potensi petani mengurangi penggunaan pupuk.

"Akibatnya akan mengurangi produktivitas. Bapak Menteri juga coba beri solusi termasuk pupuk organik," kata Indra.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025