Ini Komoditas Terdampak Perang Dunia III, Gak Cuma Minyak!

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 23/02/2022 16:17 WIB
Foto: cober topik/ Perang Rusia & Ukraina_cover /Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dan gas memang melonjak karena konflik antara Rusia-Ukraina memanas. Akan tetapi, energi bukanlah satu-satunya sektor yang terdampak karena tensi yang kian meninggi.

Di awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk dari Ukraina.

Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk "menjaga perdamaian". Presiden AS, Joe Biden pun memberikan sanksi atas aksi tersebut.


"Ini adalah awal dari invasi Rusia ke Ukraina, Putin mengindikasikan hal tersebut dan meminta izin Duma (parlemen) untuk melakukannya. Jadi saya mulai memberikan sanksi," kata Biden sebagaimana diwartakan CNBC International.

Rantai pasokan untuk produk pertanian dan logam diprediksi akan terganggu jika perang dunia benar-benar meletus.

Ukraina dianggap sebagai "keranjang roti Eropa". Invasi akan mengakibatkan rantai pasokan makanan menjadi terpukul, kata Alan Holland, CEO dan pendiri di perusahaan teknologi sumber Keelvar.

Mengutip Ukraine Invest, Ukraina adalah pemain utama ekspor tanaman sereal seperti posisi pertama di dunia sebagai eksportir bunga matahari mentah. Kemudian posisi ke-2 di dunia sebagai eksportir colza.

Ukraina juga menempati posisi ke-3 di dunia sebagai eksportir frozen fowls dan posisi ke-4 di dunia sebagai eksportir jagung. Lalu, eksportir madu alami nomor 5 dunia.

Ukraina pun diproyeksikan menjadi pengekspor jagung terbesar ketiga di dunia pada musim 2021/22 dan pengekspor gandum terbesar keempat, menurut data Dewan Biji-bijian Internasional. Rusia adalah pengekspor gandum terbesar di dunia.

Peran penting Ukraina di pasar pertanian dunia membuat dampak perang bukan hanya dirasakan oleh Eropa, namun banyak negara akan terdampak.

Timur Tengah dan Afrika bergantung pada gandum dan jagung Ukrania. Gangguan pada pasokan tersebut dapat mempengaruhi ketahanan pangan di wilayah tersebut, kata Dawn Tiura, presiden di Sourcing Grup Industri.

"China juga merupakan penerima besar jagung Ukraina - bahkan, Ukraina menggantikan AS sebagai pemasok jagung utama China pada tahun 2021," katanya.

Ancaman gangguan pasokan membuat harga produk pertanian melonjak.

Harga gandum dan jagung sudah melonjak. Gandum berjangka yang diperdagangkan di Chicago telah melonjak sekitar 12% sejak awal tahun ini, sementara jagung berjangka melonjak 14,5% pada periode yang sama.

Inflasi makanan telah meningkat, dan dapat memburuk jika konflik bersenjata meletus.

"Kenaikan harga pangan hanya akan diperburuk dengan kejutan harga tambahan, terutama jika area pertanian inti di Ukraina direbut oleh loyalis Rusia," kata Per Hong, mitra senior di perusahaan konsultan Kearney.

Lebih lanjut, setiap gangguan pada pasokan gas alam pada gilirannya akan mempengaruhi produksi produk padat energi seperti pupuk - dan itu pasti akan memukul pertanian lebih lanjut, kata Holland.

Pupuk sudah kekurangan pasokan tahun lalu, yang menyebabkan melonjaknya harga. Rusia sendiri adalah pemasok gas alam dan minyak terbesar ke Uni Eropa tahun lalu.

Ukraina terus meningkatkan ekspornya selama bertahun-tahun, sekarang menjadi pemasok besar bahan mentah untuk produk kimia dan bahkan mesin seperti peralatan transportasi, menurut Tiura.

Selain pengaruh terhadap pertanian, konflik Rusia dan Ukraina juga akan berdampak pada pasokan logam dunia.

Rusia mengendalikan sekitar 10% dari cadangan tembaga global, dan merupakan produsen utama nikel dan platinum, menurut Hong.

Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020, mengacu data Statista.

Nikel adalah bahan baku utama yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, dan tembaga, sebagai penentu indikator ekonomi, banyak digunakan dalam manufaktur elektronik dan konstruksi rumah.

"Industri chip Amerika Serikat sangat bergantung pada bahan baku yang bersumber dari Ukraina. Rusia juga mengekspor sejumlah elemen penting untuk pembuatan semikonduktor, mesin jet, mobil, dan obat-obatan," kata Hong. 


(ras/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Rudal Balistik Putin Ngamuk di Kharkiv, 1 Orang Tewas, 74 Luka-luka