Internasional

Ukraina Makin Membara: "Diinvasi" Rusia, Pertempuran Pecah

sef, CNBC Indonesia
Rabu, 23/02/2022 09:06 WIB
Foto: Rakyat Donetsk berpesta kembang api setelah wilayahnya dan Luhansk di Ukraina timur diakui Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai negara merdeka. (AP/Alexei Alexandrov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Invasi Rusia ke Ukraina diklaim Barat sudah dimulai. Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah memerintahkan tentara ke dua wilayah pemberontak di Ukraina Timur yang didukung negaranya, Donetsk dan Lugansk, meski dalihnya "penjaga perdamaian".

Putin melakukan hal tersebut pasca mengakui kemerdekaan wilayah-wilayah itu dari Ukraina, Senin (21/2/2022) waktu setepat. Ini merupakan "serangan" kedua Rusia setelah mencaplok Krimea dari Ukraina di 2014.

"Dari laporan, saya pikir kita sudah dapat mengatakan bahwa Putin telah mengirim tank dan pasukan. Dari situ dapat disimpulkan bahwa invasi ke Ukraina telah dimulai," kata Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid dikutip CNBC Internasional, Selasa.


Presiden AS Joe Biden pun menggambarkan kelakuan Rusia sebagai "awal dari invasi". Ia pun telah meluncurkan sejumlah saksi untuk ekonomi Rusia, yang memotong pemerintah Putin dari keuangan Barat.

Situasi perbatasan Ukraina-pun kini makin tegang. Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan wilayahnya sudah ditembaki 80 kali oleh wilayah pro Rusia, mulas Selasa malam.

Wilayah itu adalah Shchastya. Kota itu menjadi garis depan peperangan karena dekat dengan Donetsk dan Lugansk.

Dari 80 insiden, 58 melibatkan senjata yang dilarang berdasarkan perjanjian Minsk, di mana senjata berat tidak boleh digunakan berada dalam jarak 50 kilometer (sekitar 31 mil) dari garis depan. Perjanjian Minsk adalah upaya gencatan senjata yang ditandatangani kedua belah pihak di Belarusia, sejak 2014.

"Kota Shchastya mengalami beberapa penembakan terberat," tegas kementerian, dikutip Rabu.

Sementara itu, seorang tentara Ukraina tewas dan enam luka-luka dalam baku tembak tersebut. Hal ini dikabarkan Juru Bicara Militer Pavlo Kovalchuk.

"Satu orang tewas," tegasnya.

Dari gambar-gambar yang beredar di Associated Press (AP), dimuat pula bagaimana asap hitam mengepul dari Shchastya. Asap pekat bahkan terlihat di salah satu pembakit listrik di Shchastya.

Foto: Api dan asap membubung tinggi dari pembangkit listrik termal, yang menurut otoritas setempat rusak akibat penembakan di dekat garis depan di kota Shchastia di wilayah Luhansk, Ukraina, Selasa, (22/2/2022). (Emergency Situation Ministry via AP)
Api dan asap membubung tinggi dari pembangkit listrik termal, yang menurut otoritas setempat rusak akibat penembakan di dekat garis depan di kota Shchastia di wilayah Luhansk, Ukraina, Selasa, (22/2/2022). (Emergency Situation Ministry via AP)

Menurut warga sekitar, sebagai mana dimuat AFP, tembakan mortir dan senjata lainnya makin intens. Ledakan yang memekakkan telinga mulai mengguncang dinding dan memicu alarm mobil.

Listrik, pemanas, dan air telah mati di kota itu. Warga bahkan bersembunyi di ruang bawah tanah.

"Aku punya satu permintaan: agar mereka menyelesaikan ini dan kita bisa melupakan kesalahpahaman ini," kata Valentina Shmatkova seorang warga, mengingat bagaimana perang pecah 2014 dan 2016 dan membuatnya harus tinggal lama di bunker.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Klaim Masuki Wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina Membantah