Penurunan Kasus Covid-19 Dunia Bikin WHO Was-was, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Penurunan kasus Covid-19 yang terjadi pekan kemarin membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) was-was. Dalam pernyataan pers pekan lalu, WHO mengatakan penurunan mungkin terjadi karena penurunan tingkat pengujian di seluruh dunia.
Ini, kata Pemimpin Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mungkin tidak mencerminkan jumlah kasus global sesungguhnya yang dilaporkan dan penyebaran virus sebenarnya. "Kita perlu berhati-hati dalam menafsirkan tren penurunan ini secara berlebihan," katanya dikutip Selasa (22/2/2022).
Dia mengatakan kekhawatiran yang lebih besar adalah peningkatan kematian yang dilaporkan akibat Covid-19 selama enam minggu berturut-turut. Wilayah Mediterania Timur WHO, yang mencakup Timur Tengah, melaporkan kematian paling banyak, disusul Pasifik Barat.
Pernyataan ini disampaikan di tengah banyaknya negara-negara yang melakukan pelonggaran Covid-19. Beberapa malah menghilangkan protokol kesehatan meski angka vaksinasi masih rendah, seperti Republik Dominika.
Terbaru, Senin (21/2/2022), Inggris juga mengumumkan tak akan mewajibkan isolasi mandiri (isoman) dan menghapus pengujian Covid-19 gratis. Langkah ini diambil pemerintah Boris Johnson dengan dalih beban keuangan negara.
Hal ini juga dikatakan WHO di tengah munculnya subvarian Omicron BA.2. Anak Omicron (son of Omicron) sekarang menjadi yang dominan di 10 negara, termasuk tetangga RI, Brunei Darussalam dan Filipina.
Dalam riset terbaru Jepang, BA.2 dikatakan memiliki tingkat keparahan yang lebih dibanding Omicron asli, BA.1. Denmark misalnya- yang memang di mana kasus BA.2 sangat dominan- menunjukkan banyaknya pasien rawat inap dan kematian, berbeda dengan Afrika Selatan dan AS di mana BA.1 mayoritas.
Dalam keterangan berbeda di Twitter kemarin, Van Kerkhove, menekankan bahwa BA.2 masuk "varian of concern" alias varian yang diwaspadai. Ia menyatakan itu di tengah desakan publik soal klasifikasi BA.2.
BA.2, ujarnya, adalah Omicron. Sehingga ini memang telah diklasifikasikan sebagai VOC.
Mengutip Worldometers, sejak pandemi mewabah, kasus Covid-19 global secara akumulatif berjumlah 429.229.366 dengan 5.908.832 kematian. Namun ada 353.009.332 orang sembuh.
(sef/sef)