
Eks Bos OPEC RI: Kontraktor Migas Butuh Insentif!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah diminta untuk memberikan insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas. Hal itu supaya investasi migas di tanah air bisa bergairah dan produksi migas Ri bisa semakin meningkat.
Gubernur Indonesia untuk OPEC (periode 2015-2016) Widhyawan Prawiraatmadja menyampaikan, dalam meningkatkan produksi minyak dan gas di Indonesia, pemerintah harus berusaha ekstra agar inevstor tertarik menjalankan bisnis hulu migasnya di Indonesia.
"Menurut saya, harus mendengarkan apa yang mereka minta. Pelaku asing juga masih sangat berperan di Indonesia. Atas dasar mendengar apa yang mereka inginkan, ini langkah baik yang harus segera dilakukan," jelas Widhyawan kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Senin (21/2/2022).
Dengan mendengarkan apa yang investor inginkan dan butuhkan, akan membuat para investor lebih nyaman dan tentunya bisa membuat mereka tertarik untuk berinvestasi yang lebih besar lagi di Indonesia.
Insentif yang dimaksud dalam hal ini, yakni baik kaitannya dengan kontrak kerja, insentif fiskal, hingga kebijakan cost recovery.
"Masalah hubungan pemerintah pusat dan di regional provinsi dan lain-lain," ujarnya.
Widhyawan juga menyayangkan, belum rampungnya pembahasan revisi Undang-Undang Migas di Indonesia. Padahal ini adalah kesempatan emas dengan harga minyak yang lebih tinggi, bisa menarik investor untuk berinvestasi yang lebih besar.
"Ini waktu yang baik untuk meminta mereka melakukan sesuatu secara action, bukan hanya bicara saja. Tapi, tentu mereka (investor) akan bilang, tentu pemerintahnya juga harus action. Itu mungkin yang bisa jawab Kementerian ESDM," tuturnya.
Berdasarkan penuturan para ahli geologi, sumber daya migas di Indonesia, kata Widhyawan masih banyak cekungan-cekungan yang belum di eksplorasi. Artinya, dalam upaya meningkatkan produksi, harus dibuat perhitungan dan perencanaan yang matang.
"Sehingga orang yang mau mengeksplorasi itu akan datang ke Indonesia," ujarnya.
"Bagaimana caranya kita bisa membuat para investor itu nyaman. Jadi kalau ada pemain besar yang bonafit itu meninggalkan Indonesia, itu bukan cerita yang baik," tuturnya lagi.
Widhyawan meyakini, Kementerian ESDM dan jajarannya telah berusaha sangat keras untuk memberikan berbagai insentif, sehingga para investor akan balik lagi ke Indonesia dan membuat investasi menjadi lebih bai, entah itu minyak mentah konvensional maupun non konvensional.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai Kontraktor Migas Pindah Kontrak, Pemerintah Lakukan Ini