Ahli Buka Suara! Simak Kisah Lengkap Varian Deltacron Inggris

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
19 February 2022 14:00
INFOGRAFIS, Fakta dan Data Deltacron, Gabungan Virus Covid-19 Delta dan Omicron
Foto: Infografis/Deltacron/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Ditemukan varian Covid-19 baru yang disebut Deltacron. Media Inggris melaporkan bahwa badan keamanan kesehatan (UKHSA) kini tengah memantau varian Covid-19 baru ini yang merupakan perpaduan virus corona varian Delta dan Omicron.

Mirror dan The Telegraph menuliskan, langkah ini diambil UKHSA seiring telah teridentifikasinya kasus pada pasien Inggris. UKHSA sendiri menulisnya sebagai 'variant in monitoring' atau varian dalam pemantauan.

UKHSA menyatakan varian baru diyakini telah berevolusi pada pasien yang terkena varian Omicron dan Delta secara bersamaan. Jumlah pasti kasus Deltacron masih belum diketahui, meskipun para ilmuwan pada tahap ini dilaporkan percaya jumlah kasusnya rendah.

Seberapa menular atau parah virus yang baru berevolusi ini juga belum jelas. Namun mengutip news.co.uk, varian ini lebih menular daripada bentuk aslinya.

Sementara itu, Profesor Paul Hunter, pakar penyakit menular di University of East Anglia, mengatakan bahwa varian baru ini tidak seharusnya menimbulkan terlalu banyak ancaman.

Sebab, serapan vaksin yang tinggi di Inggris dan tingkat kekebalan yang dinilai kuat terhadap Delta dan Omicron.

"Jadi saat ini saya tidak terlalu khawatir saat ini. Jika Delta dan Omicron jatuh maka, secara teori, (varian) ini harus berjuang untuk lepas landas," katanya, dikutip Sabtu (19/2/2022).

Sebelumnya, kemunculan Deltacron sempat dilaporkan seorang dokter di Siprus bulan lalu kepada Bloomberg. Namun, temuan Dr Leonidos Kostrikis, seorang profesor ilmu biologi di Universitas Siprus tersebut dibantah sejumlah ilmuwan.

Mereka menyebut Deltacron yang ia maksud mungkin terjadi akibat kontaminasi laboratorium. Namun ia bersikukuh Deltacron yang dia identifikasi menunjukkan tekanan evolusioner pada varian awal untuk memperoleh mutasi dan bukan hasil dari peristiwa rekombinasi tunggal.

Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehaan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengemukakan Deltacron merupakan varian baru gabungan BA.1 dan B.1617.2.

Kedua varian tersebut, kata Tjandra telah memperoleh pengakuan dari otoritas berwenang di Inggris sebagai laporan yang sedang diawasi oleh otoritas setempat.

"Di Inggris varian ini dimasukkan ke dalam 'variant surveillance report'," kata Tjandra dalam keterangan tertulis.

Tjandra mengemukakan sekuan dari 25 varian Deltacron kini sudah dikirim ke GISAID pada 7 Januari lalu. Namun, pada saat itu banyak yang menganggapnya sebagai pencemaran di laboratorium.

"Tetapi sekarang memang dilaporkan adanya varian hibrid Deltacron ini yang disebut sebagai BA. 1 + B.1617.2," kata Tjandra.

WHO, kata Tjandra, pada awal Januari lalu memang menyebutkan kemungkinan seseorang terserang beberapa varian sekaligus. Misalnya, seperti saat seseorang terinfeksi Covid-19 dan flu secara bersamaan.

"Sejauh ini belum ada informasi resmi dari UKHSA tentang kemungkinan penularan dan berat ringannya varian baru ini, walaupun ada pendapat beberapa pakar. Nampaknya kita masih perlu menunggu beberapa waktu ke depan." katanya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Lagi Varian Baru Covid: Deltacron!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular