Jokowi Maraton Bertemu Lembaga Donor, Ada Apa Gerangan?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Sabtu, 19/02/2022 13:45 WIB
Foto: Presiden Jokowi Bertemu Pimpinan ADB di Istana Bogor (Lukas Biro Pers Kepresidenan RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan pimpinan Asian Development Bank (ADB) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/2/2022). Pertemuan ini digelar selang beberapa hari setelah Jokowi bertemu dengan delegasi delegasi Bank Dunia.

Para pimpinan ADB tersebut yaitu Masatsugu Asakawa selaku President Asian Development Bank, Arif Baharudin selaku Excutive Director Representing Indonesia, dan Jiro Tominaga selaku Country Director, ADB Indonesia Resident Mission, dikutip melalui keterangan resmi Sekretariat Presiden, Sabtu (19/2/2022).

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. Pembicaraan membahas sejumlah hal seperti penanganan pandemi Covid-19 hingga dukungan ADB terhadap transisi energi di Indonesia.


"Pertama Bapak Presiden menyampaikan perkembangan terkini terkait dengan Covid di Indonesia dan bahwa Indonesia adalah negara keempat sekarang di dunia yang sukses melakukan vaksinasi dan sudah mencapai di atas 330-an juta yang divaksinasi. Padahal kita adalah negara yang tidak memproduksi vaksin," jelas Suharso dalam keterangannya seusai pertemuan.

Foto: Presiden Jokowi Bertemu Pimpinan ADB di Istana Bogor (Lukas Biro Pers Kepresidenan RI)
Presiden Jokowi Bertemu Pimpinan ADB di Istana Bogor (Lukas Biro Pers Kepresidenan RI)

Selain itu, Presiden Jokowi juga menjelaskan mengenai kinerja ekonomi Indonesia yang pada kuartal IV pada tahun 2021 sudah berada di atas 5 persen. Pihak ADB pun memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021.

"Meskipun full year pada tahun lalu [pertumbuhan ekonomi] 3,7% tapi itu sudah bagus dan dipuji oleh ADB bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang amazing kata beliau," imbuh Suharso.

Lebih lanjut, Jokowi juga menjelaskan mengenai hilirisasi industri yang tengah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Menurut Suharso, Presiden yakin jika hilirisasi industri akan bisa memberikan nilai tambah ekspor sekaligus memperbaiki neraca transaksi berjalan Indonesia.

"Tadi Bapak Presiden menyampaikan bahwa yang kita bisa peroleh bisa 1 berbanding 20, dari US$ 1,1 [miliar] menjadi US$ 20,1 miliar hanya karena satu aturan bagaimana kita tidak mengekspor dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang-barang jadi," jelasnya.

Terakhir, pihak ADB menyatakan dukungannya terhadap pembiayaan dalam hal transisi energi serta pembiayaan-pembiayaan lainnya pada sejumlah proyek yang sedang berjalan.

"Juga pembiayaan-pembiayaan yang sedang berjalan karena ada 14 proyek hari ini dan sudah cukup lama, 55 tahun, ADB bersama Indonesia," tandasnya.

Sebelumnya, Jokowi pada Rabu (16/2/2022) juga sempat menerima delegasi pimpinan Bank Dunia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Delegasi lembaga donor yang bertemu Jokowi yakni Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Vice President East Asia and Pasific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Foto: Presiden Joko Widodo menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 16 Februari 2022. Mereka adalah Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Vice President East Asia and Pasific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia. (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo menerima sejumlah pimpinan Bank Dunia di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 16 Februari 2022. Mereka adalah Axel Van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Vice President East Asia and Pasific Region, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia. (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Mengutip keterangan resmi Sekretariat Presiden, pertemuan membahas beberapa hal penting seperti Presidensi G20 Indonesia, transisi energi, lingkungan, penanganan pandemi Covid-19, hingga isu-isu kawasan.

"Area yang dibicarakan tadi sedikit mengenai Covid, kemudian mengenai energy transition mechanism, terus juga tadi bicara menyangkut masalah mangrove, ibu kota, sangat luas pembicaraan tadi, dan juga bicara mengenai sampai pada Myanmar juga," kata Luhut selepas pertemuan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan bahwa Bank Dunia memberikan dukungannya terhadap agenda-agenda G20 di Indonesia. Menurutnya, dukungan tersebut memegang peranan penting dalam upaya pemulihan ekonomi global.

Selain itu, dalam pertemuan juga dibahas mengenai bagaimana Indonesia bisa menjadi contoh penerapan transisi energi, komitmen melaksanakan Komitmen Paris, hingga menurunkan karbon sesuai dengan NDC Indonesia.

Namun, Sri Mulyani melanjutkan, untuk mencapai ambisi net zero di dunia, Indonesia memerlukan dukungan internasional terutama dalam hal pendanaan dan kerangka kebijakan.

"Bagaimana ini nanti akan dibawa di dalam forum internasional sehingga support dari internasional, baik dari sisi pendanaan dan juga dari sisi policy framework itu bisa berjalan baik," paparnya.

"Tadi Presiden menekankan bahwa komitmen Indonesia sangat kuat dan Indonesia tidak mau bicara saja, kita mau melakukan. Namun, untuk bisa melakukan tentu financing itu menjadi sangat penting," tegas Sri Mulyani

Selanjutnya, pembicaraan juga membahas mengenai ketahanan pangan dunia. Sri Mulyani mengatakan, Jokowi menyampaikan perhatiannya mengenai tren kenaikan harga pangan dunia yang bisa mengancam pemulihan ekonomi dunia.

"Bapak Presiden sangat ingin bahwa pemulihan ekonomi dunia itu tidak terdisrupsi karena kenaikan harga, terutama harga pangan, yang tentu akan sangat membebani masyarakat," tegasnya.

Bank Dunia, sambung dia, juga memberikan dukungan untuk program penanaman kembali mangrove di Indonesia. Program tersebut dianggap bisa menjadi contoh upaya Indonesia dalam penanganan dampak perubahan iklim.

"Juga dari sisi kemampuan untuk menjaga hutan kita tidak terjadi kebakaran selama tiga tahun ini yang tentu akan sangat berbeda sekali dengan situasi di berbagai negara yang sedang menghadapi kebakaran hutan," tambahnya.

Jokowi dan Bank Dunia juga sempat membahas isu kawasan seperti situasi terkini di Myanmar dan masalah kemanusiaan di Afghanistan. Jokowi pun menaruh perhatian besar terhadap isu kemanusiaan di dua negara tersebut.

"Masalah kemanusiaan dari penduduk di dua negara tersebut tentu menjadi perhatian bagi seluruh dunia," jelasnya.


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Dunia: Kelas Menengah RI Dirundung Pelemahan Daya Beli