Jokowi Sebut Tak Ada Korban Omicron yang Sudah Divaksin

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
18 February 2022 10:10
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Melakukan Peninjauan Vaksinasi Covid-19 Secara Virtual di 17 Provinsi, Jumat (18/2/2022). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) Melakukan Peninjauan Vaksinasi Covid-19 Secara Virtual di 17 Provinsi, Jumat (18/2/2022). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran pemerintah daerah untuk mempercepat program vaksinasi, terutama di lokasi yang memiliki tingkat interaksi masyarakat yang tinggi.

Berdasarkan catatan Jokowi, 60% masyarakat yang meninggal karena varian Omicron adalah warga yang masuk dalam kategori lanjut usia, memiliki komorbid, dan yang belum menerima vaksin.

"Karena dari data yang kita miliki, 60% yang meninggal belum divaksin karena lansia dan komorbid. Enggak ada yang sudah divaksin. Rata-rata hanya terkena, tapi kondisinya tanpa gejala atau ringan," kata Jokowi saat peninjauan vaksinasi Covid-19 secara virtual di 17 provinsi, Jumat (18/2/2022).

Jokowi meminta jajaran pemerintah daerah yang masih memiliki tingkat vaksinasi yang rendah agar mempercepat program vaksinasi, baik dosis kedua atau dosis ketiga.

"Kuncinya ada di vaksin dan di protokol kesehatan utamanya di masker," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa kunci dalam pengendalian Covid-19, utamanya varian omicron adalah dengan mempercepat program vaksinasi dan tetap menjaga protokol kesehatan.

"Hanya dua itu saja. Dua hal ini harus disampaikan terus ke masyarakat, utamanya memakai masker," jelasnya.

Sebelumnya, Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mempertanyakan angka kematian akibat varian Omicron yang sudah menembus lebih dari 1.000 orang.

Kementerian Kesehatan sendiri telah menganalisa sebanyak 1.090 pasien yang meninggal hingga 13 Februari 2022. Dari data tersebut, disebutkan bahwa 68% di antaranya belum divaksinasi lengkap.

"Jadi 32% yang meninggal sudah divaksinasi lengkap," kata Tjandra dalam keterangan tertulis.

Tjandra kemudian merujuk pada data Kementerian Kesehatan yang menyebut 49% kasus meninggal masuk dalam kategori lanjut usia. Artinya, 51% masyarakat yang meninggal belum lanjut usia.

"Dan 48% memiliki komorbid, atau 52% tidak memiliki komorbid. Juga tentu ada gabungan antara yang lansia dengan komorbid dan belum divaksinasi lengkap ada," tegas Tjandra.

Tjandra lantas mengusulkan agar analisa kematian yang dilakukan pemerintah dapat dilakukan lebih mendalam. Misalnya, seperti apakah komorbid benar-benar memperparah infeksi Covid-19.

"Penentuan cause of death apakah karena Covid dengan badai sitokin misalnya, atau barangkali justru karena perburukan komorbid yang ada, atau gabungan keduanya," jelasnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Penjelasan Lengkap Jokowi Akibat Omicron Menggila

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular