Kawasan Industri Suryacipta Kembangkan Data Center
Jakarta, CNBC Indonesia - Suryacipta City of Industry (Suryacipta) menargetkan lebih dari lima data center akan beroperasi di kawasan industri Suryacipta. Head of Sales & Tenant Relations Suryacipta Binawati Dewi mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Suryacipta telah melakukan perbaikan signifikan guna mewujudkan kawasannya sebagai lokasi ideal bagi perusahaan data center.
Dia menyebut, Suryacipta telah membuka lima jalur masuk fiber optik ke dalam kawasan dan tiap jalur akan menyokong satu sama lain guna meminimalisir kemungkinan terputusnya konektivitas.
"Kami memang sedang disibukkan dengan transaksi data center karena kualifikasi kami yang mumpuni untuk menjadi tuan rumah data center, terlebih lagi kami juga dikenal responsif, mudah berbisnis, dan fleksibel," kata Dewi dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (16/2/2022).
Selain bekerja sama dengan sebanyak lima Internet Service Provider (ISP), Suryacipta telah menandatangani MOU dengan XL Axiata pada Agustus 2021 untuk data center dan untuk tenant manufaktur. Sementara itu, Dewi menambahkan, Suryacipta sedang dalam tahap diskusi dengan tiga ISP lain yang ingin bekerja sama.
"Hingga akhir tahun 2022, kami akan memiliki sekitar 10 ISP untuk mendukung aktivitas tenant," kata dia.
Dewi mengungkapkan, data center mengalami perkembangan akibat lonjakan pengguna internet, e-commerce, media sosial, dan lainnya. DataReportal mencatat adopsi internet di Indonesia pada 2021 mencapai 73,7% dari populasi atau lebih tinggi dari rata-rata dunia yakni 62,5%. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan, di mana pada laporan sebelumnya adopsi internet di Indonesia 5 tahun lalu hanya mencapai 51% sedangkan rata-rata dunia adalah 50%.
Sementara e-Conomy SEA, program riset tahunan yang diluncurkan oleh Google dan Temasek mendokumentasikan Gross Merchandise Value (GMV) Indonesia pada 2021 merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (US$ 70 miliar), diikuti oleh Thailand (US$ 30 miliar), serta Vietnam, dan Malaysia (US$ 21 miliar). GMV Indonesia mencatat kenaikan 49% jika dibandingkan dengan hasil tahun 2020 dan dengan memperkirakan Compound Annual Growth Rate sebesar 20%. GMV pada tahun 2025 diharapkan akan mencapai US$ 146 miliar, atau sekitar 2,6 kali lipat dari pesaing terdekatnya.
"Saat ini ada lebih dari 64 data center di tanah air yang sebagian besar berada di Jakarta. Permintaan data center di daerah juga semakin meningkat karena adanya PP No. 71/2019 tentang Sistem dan Transaksi Elektronik serta PP No. 5/2021 yang mengklasifikasikan data center sebagai bagian dari sektor industri dan wajib berada di kawasan industri. Dengan demikian, investasi data center menciptakan permintaan terhadap kawasan industri tertentu yang telah memenuhi standar persyaratan infrastrukturnya," ungkap Dewi.
Melalui diskusi dengan berbagai ISP, Dewi menyatakan, perkembangan teknologi yang terus meningkat seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu latensi dapat dijaga seminimal mungkin sesuai dengan standar kebutuhan data center.
"Dengan demikian, tidak lama lagi jarak tidak lagi menjadi masalah selama Suryacipta terus berkomitmen menyediakan tempat yang aman bagi data center untuk beroperasi," pungkasnya.
(rah/rah)