Lewat Bos Baru, MIND ID Incar Akuisisi Tambang Luar Negeri

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
16 February 2022 16:50
Mind ID
Foto: Mind ID

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Pertambangan yakni MIND ID dalam rencana kerja strategisnya memasang peluang untuk melakukan akuisisi tambang potensial di luar negeri. MIND ID berniat memberikan hak partisipasinya baik secara pengendali atau hanya dalam keikutsertaan perusahaan.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Priyo Santoso menyampaikan bahwa dalam program strategis 2022, pihaknya akan ikut serta tender atau lelang Wilayah Kerja Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) maupun Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) di dalam negeri.

Selain itu, MIND ID juga akan menjajai peluang akuisisi perusahaan tambang di luar negeri yang potensial.

"Akusisi tambang luar negeri maksudnya opurtunis aja, misalnya ada tambang luar negeri yang bisa kita partisipasi baik minor maupun mayor. Nah ini kita bisa influence dari sisi global market, tapi kita lakukan secara hati-hati," ungkap Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Rabu (16/2/2022).

Dalam RDP itu juga, Bos MIND ID itu berharap pemerintah untuk memeberikan ketersediaan energi primer dalam hal ini gas dengan harga insentif khusus yang sudah ditetapkan yakni dengan harga US$ 6 per MMBTU.

Harga gas murah sebagaimana insentif pemerintah akan digunakan untuk menopang rencana ekspansi perusahaan dalam mengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).

"Misalnya untuk pembangkit listrik di Pomalaa dan FeNi Halmahera Timur (Haltim). Pembangkitnya di sana bisa memakai gas, jadi kami mohon bisa mendapatkan tarif insentif yang diberlakukan untuk beberapa industri," terang Hendi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR Rabu (16/2/2022).

Atas rencana ekspansi itu, ia meminta kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memberikan rekomendasi kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar dapat memberlakukan harga gas US$ 6 per MMBTU kepada MIND ID.

Selain itu, pihaknya juga meminta dukungan untuk mendapatkan tarif listrik yang juga murah berkisar US$ 3-4 cent per killo Watt hours (kWh). "Listrik spesifiknya rencana penambahan kapasitas aluminimum, besaran kwh di level US$ 3 -4 cent per kWh dan kesediaan BBM yang dibutuhkan daerah operasi pertambangan dan operasi yang butuh dukungan penggunaan BBM," tandas Hendi.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wujudkan Tambang Berkelanjutan, Grup MIND ID Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular