Ketemu World Bank, Menteri ESDM: Nuklir Jalan Tahun 2049

Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 11:40 WIB
Foto: Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-ichi. (AP Photo/Jae C. Hong)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan pertemuan dengan World Bank Managing Director for Operations Axel van Trotsenburg dan Vice President for East Asia and the Pacific Manuela Ferro.

Dalam pertemuannya, Menteri Arifin Tasrif membeberkan sejumlah pengembangan pembangkit energi baru dan terbarukan termasuk pembangkit nuklir yang akan mulai jalan pada tahun 2049.

Arifin menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk mencapai 23% energi baru dan terbarukan (EBT) pada bauran energi di tahun 2025. Di akhir tahun 2021, bauran energi dari EBT telah mencapai sekitar 11,7%.


Arifin menyatakan upaya lainnya untuk mencapai bauran energi tersebut, yakni pembangunan 10,6 GW pembangkit listrik tenaga (PLT) EBT, termasuk penggantian PLTD menjadi PLT EBT, dan pemanfaatan biofuel hingga 11,6 juta kiloliter.

Arifin juga menunjukkan bahwa Pemerintah telah memiliki peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060. Pada peta jalan tersebut, tambahan pembangkit listrik setelah tahun 2030 hanya dari PLT EBT. Mulai 2035, pembangkit listrik akan didominasi oleh Variable Renewable Energy (VRE) dalam bentuk tenaga surya, diikuti tenaga angin dan arus laut pada tahun berikutnya. Hidrogen juga akan dimanfaatkan secara gradual mulai 2031 dan secara masif pada 2051. Kemudian tenaga nuklir akan masuk dalam sistem pembangkitan mulai tahun 2049.

"Pada rencana suplai listrik, kami memiliki arus laut, surya, air, panas bumi, dan sebagainya. Namun saat ini sumber energi terbesar adalah dari energi surya. Selain itu, kami juga belum mempertimbangkan pemanfaatan tenaga nuklir (dalam waktu dekat), melainkan mulai tahun 2049," jelas Arifin, Rabu (16/2/2022)

Indonesia juga akan membangun super grid untuk meningkatkan konektivitas kelistrikan, di mana transmisi baru antarsistem dan antarpulau dibutuhkan untuk membagi sumber energi terbarukan yang dimiliki suatu daerah.

"Kita harus membangun infrastruktur untuk menghubungkan pulau-pulau utama dengan transmisi yang disuplai dari PLT EBT. Sebagai contoh, Kalimantan Utara akan dihubungkan dengan Sumatera dan Sulawesi. Selain itu, suplai listrik dari Nusa Tenggara, di mana banyak sumber energi surya, dapat dihubungkan ke Sulawesi dan Kalimantan," imbuhnya.

Di akhir pertemuan ini, Arifin mengatakan akan tetap menjalin hubungan baik dengan Wolrd Bank untuk mencapai target-target transisi energi yang telah direncanakan.

"Kami akan tetap bekerja sama dengan World Bank dan berharap kita dapat mengatur program-program lainnya untuk dapat dieksekusi," pungkas Arifin.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus-Bank Dunia Guyur Rp 34,7 T