Sempat Disetop, Ekspor Batu Bara RI di Januari Drop 61,30%!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 15/02/2022 12:27 WIB
Foto: Infografis/ China Sampai Malaysia Masih 'Kecanduan' Batu Bara RI, Ini Buktinya!/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan turunnya volume ekspor batu bara pada Januari 2022 sebesar 61,30% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year on year/ yoy).

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setyanto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/2/2022).

Secara bulanan, volume ekspor batu bara pada Januari 2022 ini turun 59,12% dibandingkan pada bulan sebelumnya atau Desember 2021 (month to month/ mtm).


"Penurunan ekspor batu bara secara volume month to month ini turun 59,12%, kemudian yoy turun 61,30%. Ini secara volume," ungkapnya saat konferensi pers secara virtual, Selasa (15/2/2022).

Sementara dari sisi nilai, ekspor batu bara secara bulanan pada Januari 2022 turun sebesar 14,29%, dari yang sebelumnya US$ 22,36 miliar menjadi US$ 19,6 miliar.

Menurut Setyanto, penurunan ini disebabkan oleh faktor musiman di mana pada tahun-tahun sebelumnya, realisasi di awal tahun selalu lebih rendah. Namun demikian, pada periode ini ada faktor tambahan, yaitu penurunan ekspor batu bara.

"Ini lebih dikarenakan pola musiman, bahwa Januari dibandingkan Desember memang turun secara mtm," jelasnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk melarang ekspor batu bara sejak 1-31 Januari 2022 karena kritisnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri. Namun demikian, pada pertengahan Januari secara bertahap pemerintah telah membuka keran ekspor bagi perusahaan yang dinilai telah memenuhi kewajiban pemenuhan batu bara untuk kepentingan dalam negeri (domestic market obligation/ DMO).

Mengutip data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Selasa (15/02/2022), ekspor batu bara pada Januari 2022 baru tercatat sebesar 4,76 juta ton dari total produksi sekitar 35,33 juta ton.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menilik Prospek & Tantangan Akselerasi Hilirisasi Minerba