PNS Baca Nih! Pemerintah Bakal Kasih Uang Saku Khusus
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berkomitmen akan meningkatkan insentif bagi para PNS/ASN untuk bisa meningkatkan keterampilan melalui 'beasiswa' atau disebut dengan learning wallet.
Deputi Bidang SDM Aparatur Kemen PANRB Alex Denni menjelaskan, percepatan peningkatan kapasitas kinerja ASN dengan meningkatkan keterampilan harus di akselerasi.
"Gak bisa ASN itu bertahun-tahun gak dapet kesempatan belajar dan segala macam. Ini kami siapkan, sedang membuat kebijakan-kebijakan sampai nanti mengarah ke learning wallet," jelas Alex kepada CNBC Indonesia melalui video conference, dikutip Senin (14/2/2022).
Learning Wallet yang dimaksud adalah insentif khusus bagi para PNS/ASN untuk meningkatkan keterampilannya melalui pembelajaran secara non formal.
ASN/PNS dibebaskan untuk memilih ingin belajar atau meningkatkan keterampilan yang diinginkan dan dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas kinerjanya.
Hal ini dilakukan, dalam rangka menuju ASN/PNS yang akan menjawab perkembangan zaman di tengah teknologi yang semakin maju.
"Jadi mungkin sekira 600.000 dari 1,6 juta yang menjadi tugas pelaksana itu harus either mereka bertransformasi up skilling atau reskilling melakukan pekerjaan yang lebih value added, atau by nature yang pensiun kita tidak ganti," ujarnya.
"Makanya learning yang akan kita buka terlebih dahulu. Memiliki kemungkinan untuk ditransfer ke jabatan-jabatan yang melayani masyarakat, itu kita akan dorong ke sana," kata Alex melanjutkan.
Alex merinci, untuk ASN/PNS meningkatkan keterampilannya tak terbatas dan bebas untuk memilih ingin mempelajari hal apa.
"Jadi mau belajar apa bebas, mau belajar coding, mau belajar drone. Karena kita tidak bisa mengambil alih tanggung jawab individu. Yang bisa dilakukan adalah mempermudah ASN ini untuk belajar dan memilih opsi-opsi yang mungkin dilakukan," tuturnya.
Adapun nominal learning wallet yang disiapkan pemerintah masih menunggu keputusan dari Kementerian Keuangan. Kemungkinan insentif learning wallet ini, kata Alex akan diambil dari besaran take home pay atau gaji yang diterima PNS.
"Ini yang sedang kami perhitungkan. Lagi-lagi ini nanti tergantung kuenya sebesar apa yang disiapkan oleh Kemenkeu, baru kami bisa eksersize sampai ke individunya seperti apa, jadi masih dalam proses diskusi," tuturnya.
Kendati demikian, kata Alex pemberian learning wallet ini akan ditentukan seberapa tinggi dan baik kinerja masing-masing individu. Semakin tinggi penilaian kinerja seorang ASN/PNS, maka besaran insentif learning wallet yang didapatkan juga akan semakin besar.
Dalam menentukan besaran learning wallet tersebut, akan dibentuk lima talent class yang berbeda, yakni high potential, promotable, solid contributor, sleeping tiger, dan unfit atau tidak berpotensial.
"Jadi kalau mereka di dalam talent class yang lebih tinggi, akan mendapatkan lebih banyak (insentif learning wallet). Ini kan ada orang yang ada di promotable dibandingkan dengan orang di talent class yang berbeda," ujarnya.
"Jadi, kita akan mengintegrasikan belajar itu ke kerja. Artinya setiap hari orang bekerja itu harus memikirkan, bisa gak saya mengerjakan ini lebih cepat, lebih mudah, lebih fleksibel dari kemarin," jelas Alex lagi.
Setelah mendapatkan learning wallet tersebut, PNS/ASN akan dilakukan penilaian lanjutan terhadap produktivitas kinerjanya.
Jika produktivitas meningkat, maka besaran insentif learning walletnya akan ditambah, begitu pun sebaliknya, jika produktivitas menurun maka besaran insentifnya akan dikurangi.
"Kita akan tes, kinerjanya semakin baik atau tidak, meningkat/tidak. Kalau meningkat berarti talent class-nya dia membaik. Persentase learning walletnya ditambah. Kalau gak meningkat, talent classnya turun. Kalau talent classnya turun, maka persentase learning walletnya juga akan turun," jelas Alex.
(cap/mij)