
Bos PLN Sebut Pasokan Listrik RI Melimpah Sampai 6,7 GW

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini Indonesia tengah mengalami kelebihan pasokan listrik. Tak tanggung-tanggung, jumlah kelebihan pasokan listrik di Tanah Air kini mencapai 6,7 Giga Watt (GW) atau 6.700 Mega Watt (MW).
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam program 'Energy Corner' CNBC Indonesia, Senin (14/02/2022).
Darmawan mengatakan, pasokan listrik yang melimpah ini berasal dari gabungan pembangkit listrik berbasis batu bara, gas, dan juga energi baru terbarukan (EBT).
"Pasokan listrik saat ini oversupply, kelebihan 6,7 GW. Ini energi berlebih. Sumber dari batu bara, EBT, dan lain-lain. Sebagian besar energi berbasis produksi domestik," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (14/02/2022).
Darmawan menyebut, kelebihan pasokan listrik saat ini bisa dimanfaatkan untuk menggencarkan penggunaan kompor listrik. Dengan demikian, ini bisa membantu pemerintah mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengungkapkan kekesalannya karena impor LPG masih sangat besar, bahkan memakan dana hingga Rp 80 triliun per tahun.
Oleh karena itu, Jokowi pun meminta agar para 'pembantunya' menyiapkan strategi mengurangi impor LPG ini, dan manfaatkan sumber energi di dalam negeri.
Darmawan mengatakan, dengan menggalakkan penggunaan kompor listrik, ini berarti memanfaatkan sumber energi dari dalam negeri dan bisa menekan impor.
"Ini adalah listrik produksi domestik yang juga akan mendukung perubahan dari penggunaan LPG ke kompor listrik dan bisa membantu dana APBN bisa dialokasikan seperti untuk pengentasan stunting dan lain-lain," jelas Darmawan.
Perlu diketahui, impor LPG terus membengkak setiap tahunnya. Tak tanggung-tanggung, sekitar 80% pasokan LPG nasional dipasok dari impor, tepatnya sekitar 6-7 juta ton per tahun.
Salah satu upaya untuk mengurangi impor LPG ini yaitu dengan menggencarkan program konversi kompor LPG ke kompor listrik. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, hingga 2025 pemerintah menargetkan 8,2 juta rumah tangga menggunakan kompor listrik sebagai pengganti LPG.
"Kita juga akan mengurangi impor LPG yang telah menyerap devisa kita. Kita targetkan kompor listrik bisa digunakan di 8,2 juta rumah tangga selama 2021-2025," ungkapnya dalam 'Mandiri Investment Forum 2022', Rabu (09/02/2022).
Dia juga memaparkan, jumlah pemakai kompor listrik ini ditargetkan naik lagi menjadi 18,2 juta rumah tangga hingga 2030, lalu naik lagi menjadi 28,2 juta rumah tangga pada 2035.
Tak sampai di situ, pada 2040 ditargetkan naik lagi menjadi 38,2 juta rumah tangga menggunakan kompor listrik, lalu 48,2 juta rumah tangga pada 2050, dan 58 juta rumah tangga pada 2060 mendatang.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN Batalkan Program Konversi Kompor Listrik, Ini Alasannya