Ibu Kota Pindah Tak Ngaruh Banyak ke Proyek Kereta Cepat!

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
12 February 2022 22:33
Melihat progres pembangunan proyek KCIC di Tunel 6 Cikalong Wetan, Jawa Barat, Kamis, 27/1. Tunnel 6 yang berlokasi di kawasan Cikalong Wetan menjadi salah satu tunnel terpanjang dengan panjang 4.478 meter. Tunnel ini menjadi salah satu tunnel yang ditargetkan dalam waktu dekat akan tembus karena progres konstruksi sudah mencapai 97,01 persen. Proyek yang membentang dari Halim, Jakarta hingga Tegalluar, Bandung ini direncanakan melakukan trial run pada akhir tahun 2022. Tak hanya itu, uji coba KCJB juga diusulkan untuk jadi bagian dari kegiatan kunjungan G20.

“Saat ini progres KCJB terus berjalan dan sudah mencapai 79,90%. Kami akan terus melakukan upaya  maksimal untuk mewujudkan trial run di akhir tahun 2022,” tutur Presiden Direktur KCJB, Dwiyana Slamet Riyadi.

Rencana ini juga didukung oleh fakta di lapangan bahwa progres KCJB di semua lini konstruksi sudah mendekati 100 persen. Secara garis besar, progres proyek KCJB untuk konstruksi jembatan KCJB sudah mencapai 89,30%, Subgrade 78,41%, dan Tunnel 98,07%.

Produksi Electric Multiple Unit (EMU) KCJB yang dilakukan di CRRC Sifang, Tiongkok pun sudah mencapai 85%. Artinya, 7 dari 11 unit EMU atau kereta yang akan digunakan untuk KCJB sudah selesai diproduksi.

Selain EMU, Comprehensive Inspection Trail (CIT) untuk kebutuhan maintenance dan uji coba KCJB juga sudah selesai dibuat. EMU atau kereta dan CIT untuk Kereta Cepat ini sendiri direncanakan akan tiba di Indonesia pada pertengahan 2022. 
 (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Aktivitas Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tunel #6, Cikalong Wetan, Jawa Barat, Kamis, (27/1/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT KCIC mengungkapkan, pemindahan ibu kota negara tidak berdampak signifikan bagi prospek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Hanya saja, pandemi diakui akan jadi salah satu tantangan ke depan.

"Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan pengaruhnya tidak begitu besar terhadap permintaan penumpang KCJB. Karena Jakarta masih akan jadi pusat ekonomi, perdagangan, dan bisnis utama, mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya. Ditambah lagi, pertumbuhan daerah industri di sepanjang trase yang dilalui KCJB," kata GM Corporate Secretary KCIC Rahadian Ratry dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia, Sabtu (12/2/2022).

Hal ini merespons hasil studi yang menyebutkan pemindahan ibu kota negara bisa menekan potensi penumpang KCJB hingga 50%.

"Hasil riset Polar UI di tahun 2021 menunjukkan demand and forecast KCJB pada tahun 2023 adalah sebanyak 31.215 penumpang per hari. Kajian ini merupakan pembaharuan atas kajian yang oleh LAPI ITB di tahun 2015 yang menghasilkan proyeksi penumpang sebesar sebanyak 61.157 penumpang per hari," jelasnya.

Ratri menambahkan, adanya penurunan permintaan penumpang antara hasil riset LAPI ITB dan Polar UI karena kajian terbaru telah mempertimbangkan perkembangan dan situasi terkini.

"Di antaranya adanya Tol Layang Jakarta-Cikampek dan dampak akibat kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020. Pandemi Covid-19 membuat ruang gerak masyarakat dibatasi dan hal itu berimbas pada turunnya mobilitas warga. Kondisi ini diprediksi masih akan berimbas pada demand dan forecast KCJB hingga 5 tahun ke depan. Tergantung kondisi dan penanganan Covid-19 di Tanah Air," kata Ratri.

Karena itu, lanjut dia, berdasarkan hasil kajian dan riset yang dilakukan oleh tim Polar UI, rencana pemindahan ibuu kota negara tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wah, Seluruh Terowongan di Proyek KCJB Berhasil Ditembus

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular