Luhut: Transisi Energi Butuh US$ 100 Miliar Per Tahun

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 10/02/2022 11:15 WIB
Foto: g20 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, bahwa terdapat tiga isu transisi energi yang akan di bawa ke dalam Presidensi G20. Diantaranya mengenai akses, teknologi dan pendanaan.

Dalam hal transisi energi, Indonesia harus memiliki dukungan kerjasama global yang kuat. Kerjasama itulah yang akan dibangun dalam Presidensi G20.

"Inilah yang kita maksud dengan global deal. Untuk itu forum transisi energi Presidensi G20 mengangkat hal krusial untuk transisi energi berkelanjutan dan berkedilan yaitu fokus pada akses energi, teknologi, dan pendanaan. ini 3 hal penting dalam transisi energi," ungkap Luhut dalam pembukaan Forum Transisi Energi G20, Kamis (10/2/2022).


Luhut menambahkan, bagian penting dari transisi energi adalah mulai mendorong industri yang lebih hijau. Kelak, Indonesia akan membangun kawan industri hijau di Kalimantan Utara.

"Di sini kita memerlukan investasi dan kontribusi swasta, filantropi, dan pendanaan-pendanaan inovatif yang bisa afirmasi komitmen pendanaan US$ 100 miliar per tahun dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang,"

"Saya minta komitmen global atau global deal dari masing-masing G20 leader untuk menyepakati langkah-langkah konkrit dalam mempercepat transisi energi," ungkap Luhut.

Bagi Luhut, yang terpenting dalam melakukan transisi energi harus seminimal mungkin memiliki dampak sosial ke ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, perubahan paradigma pasti akan memberi dampak ke perubahan pekerjaan, skenario pembangunan dan orientasi bisnis.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, transisi Energi G20 diluncurkan sebagai bagian Presidensi G20 Indonesia yang dimulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022.

Presidensi G20 ini menjadi sangat penting bagi Indonesia sebagai warga global yang mempunyai peran penting mendukung energi bersih dan iklim dunia.

"Forum Transisi Energi diharapkan akan menghasilkan hasil persidangan G20 yang lebih konkrit guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan, serta transisi energi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan berkelanjutan," kata Arifin.

Pada pilar transisi energi, imbuh Arifin, akan mengangkat tiga isu prioritas, yaitu akses, teknologi, dan pendanaan. "Dengan urgensi tiga isu ini diharapkan dapat mencapai kesepakatan global dalam mengakselerasi transisi energi," jelasnya.

Melalui forum ini pula, Indonesia mampu menghimpun komitmen global yang lebih kuat dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan Agenda 2030 sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Accelerating Efficiency, Fueling Sustainability via ABB Formula E