
Ekonom Asing Ini Yakin Seorang Jokowi Bisa Damaikan AS-China

Jakarta, CNBC Indonesia - Jeffrey E Sachs, Ekonom Amerika dan Direktur dari Earth Institute di Colombia University berharap Indonesia bisa mendamaikan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China dan bahkan Rusia. Peran ini dapat dijalankan seiring posisi Indonesia sebagai presidensi G20 pada 2022.
"Indonesia berteman dengan semua pihak dan katakanlah China, AS, Rusia bilang ke mereka berbaik-baiklah dan tidak saling bertikai," ungkapnya dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2/2022)
Menurutnya, pada abad sekarang tidak perlu lagi ada perang dingin antar negara. Dunia membutuhkan kerjasama yang baik dalam menghadapi banyak hal. Antara lain pandemi covid-19 yang belum juga berakhir hingga perubahan iklim.
Negara maju memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan terhadap kondisi global. Menurut Sachs apabila tidak ada kerjasama yang baik maka negara berkembang dan miskin akan terkena imbasnya.
"Indonesia harus membantu demi negara berkembang," jelasnya.
Apalagi sistem keuangan Internasional sangat tidak berpihak. Negara maju dapat mengambil semua dana dan investasi, berbeda dengan negara berkembang atau miskin yang harus memberikan tawaran imbal hasil yang sangat tinggi.
Sachs menyampaikan ada 82 negara berpendapatan menengah di dunia di mana 79 di antaranya tidak memiliki peringkat investasi yang memadai. Sehingga negara tersebut dipaksa berkorban lebih besar.
"Negara kaya meminjam 1-2% dan negara miskin membayar 8-10%. Ini tidak masuk akal," tegasnya.
Hal-hal tersebut bisa menjadi pembicaraan dalam pertemuan G20 mendatang. Di samping juga persoalan perubahan iklim. Pemanasan global terjadi karena negara maju yang memompa ekonomi puluhan tahun lamanya.
Sekarang masalah tersebut dibebankan kepada negara berkembang dan miskin. Padahal harus dipahami bahwa hal itu adalah barang mahal di tengah negara yang kini masih berkutat dengan kemiskinan dan pengangguran.
"Mereka bahkan tidak mau mengeluarkan kewajiban US$ 100 miliar untuk membantu negara berkembang menyelesaikan persoalan tersebut," pungkasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelar G20 di Bali 2022, RI Bidik Keuntungan Rp 7,4 T