PLN Bakal Operasikan Tambahan 648 MW Pembangkit Hijau di 2022

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
09 February 2022 12:15
Foto udara suasana PLTA Rajamandala di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (11/11/2021). PLTA Rajamandala memiliki kepasitas 47 Megawatt (MW) ini beroperasi sejak Mei 2019. PLTA Rajamandala memanfaatkan aliran sungai Citarum yang merupakan keluaran dari PLTA Saguling dengan menggunakan turbin Vertical Kaplan. PLTA ini tidak memerlukan pembangunan waduk atau bisa disebut dengan kategori PLTA run-of-river. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: PLTA Rajamandala (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menargetkan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 648 Mega Watt (MW) bakal mulai beroperasi pada 2022.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan, ini merupakan bentuk upaya PLN untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan G20 di Indonesia.

Evy mengatakan, perseroan terus melakukan pembangunan pembangkit EBT untuk mendukung pemerintah mencapai target netral karbon atau net zero emission pada 2060 mendatang.

"Untuk tahun ini, kami menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 648 MW, terdiri dari pembangkit tenaga surya, air, panas bumi, angin hingga sampah," tutur Evy, seperti dikutip dari keterangan resmi perseroan, Rabu (09/02/2022).

Evy merinci pada tahun ini akan ada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang beroperasi sebesar 108 MW dan tambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 53 MW.

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) bakal bertambah 154 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 287 MW. Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) sebesar 2 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebesar 43 MW.

Dari sebaran wilayah, kata Evy, regional Jawa, Madura dan Bali mendominasi bauran pembangkit EBT dengan total kapasitas terpasang saat ini mencapai 9,6 Giga Watt (GW). Sedangkan Sumatera saat ini sudah mempunyai kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 5,2 GW.

Untuk Kalimantan, kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 1,7 GW. Lalu, Sulawesi mempunyai 2,2 GW pembangkit EBT dan wilayah Maluku, Papua dan Nusa Tenggara kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 2,05 GW.

Selain itu, sesuai rencana memensiunkan PLTU di 2026, PLN akan menggantikan pembangunan PLTU dengan pembangkit listrik EBT base load atau penopang beban dasar (yang dapat berkelanjutan menghasilkan listrik).

Secara bertahap mulai 2026, akan menambah kapasitas pembangkit listrik EBT base load sebesar 100 MW. Di 2027 bertambah menjadi 265 MW dan di 2028 bertambah lagi 215 MW.

Penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT base load ini juga akan dilakukan hingga 2029 sebesar 280 MW dan terakhir di 2030 sebesar 150 MW.

Evy menekankan, jenis pembangkit yang akan dibangun ditentukan melalui kajian yang lebih komprehensif sesuai dengan potensi EBT yang ada di daerah. PLN menargetkan tambahan pembangkit EBT yang beroperasi sebesar 10,6 GW pada 2025. Sedangkan di 2030 mendatang kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 20,9 GW.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bakal Nambah 75% Listrik dari Matahari Cs, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular