Jokowi Bawa Kabar Bahagia, Ekonomi RI Siap Tancap Gas!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
Rabu, 09/02/2022 09:15 WIB
Foto: Upacara Peringatan Ke-76 Hari Tentara Nasional Indonesia, 5 Oktober 2021 (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membawa kabar gembira terkait sejumlah indikator perekonomian nasional, di tengah gelombang kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Berbicara dalam pagelaran Mandiri Investment Forum, Jokowi mengaku bersyukur lantaran sejumlah indikator perekonomian semakin mengarah ke perbaikan.

"Kita bersyukur saat ini beberapa indikator ekonomi menunjukkan trend semakin baik," kata Jokowi secara virtual, Rabu (9/2/2022).


Jokowi menyebut aktivitas manufaktur domestik yang tercermin dari Purchasing Managers Indeks (PMI) pada Januari 2022 berada di angka 53,7, lebih tinggi dibandingkan PMI negara kawasan di angka 52,7.

"Investasi juga tumbuh makin baik, di mana 2021 realisasi investasi juga mencapai Rp 901 triliun, tumbuh 9% yoy. Penanaman modal asing tumbuh 10% yoy mencapai Rp 454 triliun," kata Jokowi.

"Ini menunjukan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia di tengah situasi pandemi Covid-19 ini," jelasnya.

Selain itu, Jokowi juga menyoroti aktivitas perdagangan internasional. Kinerja ekspor sepanjang 2021 mencapai US$ 232 miliar, tumbuh 41,9%. Angka tersebut merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah.

"Di mana salah satunya didorong industrialisasi, hilirisasi besi dan baja, impor tumbuh 38,6%. Hal ini mengindikasikan penguatan aktivitas ekonomi dalam negeri," jelasnya.

Kinerja impor, kata Jokowi, pun tumbuh 38,6%. Jokowi mengatakan, hal tersebut menandakan bahwa aktivitas perekonomian mulai pulih dan bergeliat, dan diharapkan dapat mendorong belanja masyarakat.

Selain itu, eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan stabilitas makro ekonomi dari sisi tingkat inflasi juga dalam tingkat yang rendah yakni 2,18% yoy pada Januari 2021.

"Cadangan devisa Januari 2022 mencapai US$ 141,3 miliar, membawa Indonesia dalam posisi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan eksternal, terutama terkait normalisasi kebijakan moneter AS," tegasnya


(cha/cha)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB