Tidak Usah Kaget, Sejak Lama Singapura Impor Babi dari RI Lho
Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) mengungkapkan rencana Indonesia mengekspor listrik ke Singapura. Sekretaris Jenderal (Sekjen) DEN Djoko Siswanto mengungkapkan, Pemerintah Singapura memiliki rencana untuk mengimpor lebih dari 4 Giga Watt (GW) listrik dari luar negaranya, terutama berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Selain listrik, Indonesia juga mengekspor gas ke Singapura. Setidaknya Singapura butuh pasokan 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari Indonesia. Begitu menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Tak hanya gas dan listrik, Singapura sejak lama juga mengimpor babi dari Indonesia. Dari Pulau Bulan, dekat Batam dan Singapura, Republik Singapura tak hanya mendapat pasokan listrik, tapi juga pasokan daging babi.
Setiap harinya, terdapat 1.000 ekor babi yang diekspor dari Pulau Bulan, yang letaknya 2,5 km barat daya kota Batam. Menurut data situs Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian ekspor babi potong sebanyak 985 ekor nilainya setara Rp 3,5 miliar ke Singapura.
Peternakan babi di Pulau Bulan bukan hal baru. Buku Riau menatap masa depan (1993:130) menyebut peternakan babi Pulau Bulan dibangun sejak tahun 1986. Peternakan itu adalah perusahaan patungan, dengan Salim Group dan Sinar Mas Group sebagai pemilik saham utamanya.
Semua tahu, Salim Group terkait Liem Sioe Liong alias Sudono Salim yang bisnisnya sangat luas di Indonesia. Sinar Mas Group adalah kelompok bisnis dari Eka Tjipta Widjaja. Terkait babi, di masa mudanya ketika Perang Dunia II, Eka Tjipta pernah berternak babi di kala sulit.
Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:254) pemegang saham lain selain Salim dan Sinar Mas adalah Timmy (adik Presiden BJ Habibie) dan Harry Moerdani (saudara Panglima ABRI Benny Moerdani) Perusahaan itu adalah PT Sinar Culindo Perkasa.
Pada 1990, perusahaan itu telah menghasilkan 110.000 ekor babi. Dengan tujuan ekspor ke Singapura. George Junus Aditjondro dalam Korupsi Kepresidenan (2006:308) menyebut PT Sinar Culindo Perkasa mengekspor 10% kebutuhan babi hidup ke Singapura. Keluarga Soeharto bahkan terlibat dalam bisnis tersebut.
PT Sinar Culindo Perkasa tak hanya mengusahakan peternakan babi, tapi juga buaya di dekatnya. Bagian dari babi yang diekspor ke Singapura adalah sekitar kulit. Bagian lain dari babi yang disembelih itu dijadikan makanan buaya.
Babi adalah hewan yang mudah diternakkan. "Peternakan babi, khususnya di daerah non-Muslim, juga telah mengalami perkembangan pesat. Babi lokal merupakan hewan ternak yang mudah dikembangbiakkan di seluruh wilayah Hindia Belanda. Babi adalah hewan yang membutuhkan perhatian sangat minim," tulis J. Stroomberg dalam Hindia Belanda 1930 (2018:247). Indonesia sendiri sejak lama menjadi pengekspor babi.
Sekitar 1955, di Bali adalah sebuah perusahaan bernama: NV IEBI, yang merupakan singkatan dari Ikatan Eksportir Babi Indonesia. Pada zaman Hindia Belanda, Indonesia juga sudah ekspor babi. Babi ekspor dari Pulau Nias dulunya tergolong sangat maju.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)