
Konsumsi Masyarakat Naik, Tapi Masih di Bawah Sebelum Pandemi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia masih bertumpu kepada konsumsi rumah tangga. Namun pertumbuhannya belum kembali seperti masa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Pada Senin (7/2/2022), Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal IV-2021. Sepanjang Oktober-Desember 2021, PDB Indonesia tumbuh 1,06% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).
Dibandingkan kuartal IV-2020 (year-on-year/yoy), ekonomi Indonesia tumbuh 5,02%. Ini membuat pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 menjadi 3,69%.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama. Pada kuartal IV-2021, konsumsi rumah tangga berkontribusi 52,91% terhadap PDB.
Akan tetapi, konsumsi hanya mampu mencatatkan pertumbuhan 3,55% yoy pada kuartal pamungkas tahun lalu. Memang membaik dibandingkan kuartal III-2021 (1,02% yoy) dan kuartal IV-2020 (3,61% yoy). Namun belum menyamai level pra-pandemi yang berada di kisaran 5%.
![]() |
"Faktor pendukung konsumsi rumah tangga adalah penjualan eceran tumbuh. Penjualan wholesale mobil tumbuh 72,87% sementara sepeda motor tumbuh 6479%. Ini indikasi pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat," jelas Margo Yuwono, Kepala BPS.
Komponen pengeluaran yang 'bersinar' pada kuartal IV-2021 adalah ekspor. Pada kuartal IV-2021, ekspor tumbuh 29,83% yoy.
"Harga minyak kelapa sawit meningkat 42,4% yoy, batu bara 168,01% yoy, nikel naik 23,9% yoy. Peningkatan harga internasional ini mendorong ekspor tumbuh impresif," kata Margo.
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi RI Tumbuh 3,69% di 2021, 2022 Bagaimana?